Jakarta, CNBC Indonesia - Perum Bulog mengakui serapan beras untuk cadangan beras pemerintah (CBP) dari petani masih jauh dari target 3 juta ton yang ditetapkan oleh Presiden Prabowo Subianto untuk tahun ini. Hal ini disampaikan oleh Kepala Divisi Hubungan Kelembagaan Bulog Epi Sulandri dalam sebuah diskusi yang digelar oleh INDEF di Jakarta, Senin (3/2/2025).
Epi mengungkapkan, hingga akhir Januari 2025, Bulog baru berhasil menyerap sekitar 14.500 ton gabah. Jumlah ini masih sangat kecil jika dibandingkan dengan target yang dicanangkan.
"Sebagai informasi, penyerapan gabah per hari kemarin itu sekitar 14.500 ton. Kalau dibandingkan dengan target 3 jutaan ton, ini memang masih kecil," kata Epi.
Meski belum mendekati target, Epi mencatat ada peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada Januari 2024, Bulog hanya mampu menyerap antara 5.000 hingga 6.000 ton gabah. Dengan demikian, serapan tahun ini menunjukkan tren yang lebih positif dibandingkan tahun sebelumnya.
Epi juga menyatakan optimismenya bahwa serapan beras akan meningkat dalam waktu dekat, apalagi setelah adanya arahan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk membeli gabah petani dengan harga Rp6.500 per kilogram.
"Itu akan menjadi dasar kami untuk mempercepat tugas penyerapan gabah dan beras di dalam negeri," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menugaskan Bulog untuk menyerap 3 juta ton beras pada periode Januari hingga April 2025. Penugasan ini dilakukan untuk mengisi stok CBP, sekaligus juga untuk menjaga stabilitas harga di tingkat petani.
Berdasarkan data BPS, lanjut Zulhas, diperkirakan produksi beras, gabah, dan jagung akan meningkat signifikan dalam beberapa bulan mendatang.
"Februari naik 50% lebih, Maret apa lagi, naik lagi 50% lebih beras/gabah dan jagung. April memang agak turun sedikit, tapi tetap naik 15%. Oleh karena itu kita harus segera tangani, pemerintah sudah memutuskan, Bapak Presiden (Prabowo Subianto) perintahkan agar Bulog semua membeli dengan harga Rp6.500 per kg (setara gabah). Itu segera," kata Zulhas dalam konferensi pers di kantornya, Rabu (22/1/2025).
Adapun masa waktu yang diberikan pemerintah kepada Bulog untuk menyerap 3 juta ton setara beras adalah empat bulan, yakni Januari-April 2025. Katanya, dalam waktu empat bulan, Bulog akan membeli beras dari pabrik-pabrik penggilingan yang bekerja sama dengan perusahaan plat merah tersebut.
"3 juta ton itu harus menyerap dalam bentuk beras. Kalau gabah tentu lebih banyak lagi. Nah, sudah diputuskan gabah harga Rp6.500 (per kg), berasnya dibeli dari pabrik-pabrik yang kerjasama. Karena pabrik membeli Rp6.500, maka Bulog akan membeli berasnya Rp12.000 (per kg)," ujarnya.
Alasan Bulog Harus Segera Tumpuk Stok Beras
Ditemui usai konferensi pers, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyebutkan alasan pemerintah menugaskan Bulog menyerap 3 juta ton setara beras dalam waktu empat bulan ini, karena produksi beras di semester kedua akan lebih rendah dibandingkan dengan produksi di semester pertama.
Dengan kondisi produksi semester kedua yang lebih rendah, dia pun mengkhawatirkan terjadinya persaingan dengan pihak penggilingan, dan berdampak pada kenaikan harga.
"Paling baik Bulog itu menyerap di semester pertama. Karena kalau nanti di semester kedua, produksinya itu di bawah, rebutan sama penggiling padi. Kalau rebutan, maka harganya akan naik. Kan kita disuruh jaga daya beli masyarakat juga," jelas Arief.
(dce)
Saksikan video di bawah ini:
Video: RI Mau Swasembada Pangan, Bulog Harus "Kuasai" Stok-Beras Cs
Next Article Bulog Diminta Gerak Cepat Timbun Stok, Ternyata Ini Penyebabnya