Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten pembiayaan kendaraan bermotor, BFI Finance (BFIN), diketahui memangkas lebih dari 1.000 karyawan dalam kurun waktu dua kuartal atau 6 bulan. Pemangkasan ini terjadi di tengah kinerja perusahaan yang mulai membaik setelah sempat merosot tajam.
Mengutip laporan keuangan perusahaan, jumlah karyawan perusahaan terus mengalami kenaikan sejak pandemi hingga kuartal pertama tahun ini. Tercatat akhir Maret jumlah karyawan BFIN mencapai 11.356 pekerja, namun pada akhir Juni menjadi 10.557 atau berkurang 799 pekerja secara kuartalan (qtq) dan terbaru akhir September angkanya kembali turun menjadi 10.189 atau kembali berkurang 368 pekerja (qtq).
Secara total BFIN memangkas 1.167 pekerja (471 karyawan tetap dan 516 karyawan tidak tetap) atau lebih dari 10% pekerja dalam kurun waktu enam bulan sejak akhir Maret 2024 hingga akhir September 2024.
Berdasarkan sumber CNBC Indonesia, BFIN telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan dengan posisi administratif. Akan tetapi tidak disebutkan secara pasti jumlah karyawan yang terdampak.
Sementara itu, Corporate Communication Head BFI Finance Dian Fahmi tidak menampik tapi tidak juga membenarkan perusahaan melakukan PHK. Menurutnya jumlah karyawan yang tercantum dalam laporan keuangan BFIN di kuartal III/2024 adalah jumlah normal perusahaan.
Jumlah tersebut relatif sama dengan yang dilaporkan pada 2022, atau meningkat sekitar 0,6% dari jumlah karyawan tahun 2021, dan naik 0,4% dari jumlah karyawan pada 2020, seiring dengan perkembangan bisnis dan operasional setelah masa pandemi Covid-19.
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa pada 2023, BFIN melakukan proses implementasi sistem, di mana membutuhkan karyawan tambahan untuk fungsi-fungsi tertentu yang dapat memastikan proses implementasi sistem tersebut berjalan dengan baik. "Di mana setelah sistem berjalan, maka penambahan yang bersifat sementara tersebut tidak dibutuhkan lagi, dan jumlah karyawan kembali ke level normal sesuai kebutuhan bisnis perusahaan saat ini," katanya kepada CNBC Indonesia, Rabu (13/11/2024).
Dian mengatakan bahwa pengurangan karyawan juga karena transformasi digital perusahaan untuk mengakselerasi proses layanan terpadu dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen masa kini.
"Di sisi lain, tenaga kerja manual semakin dialihfungsikan ke dalam sistem digital tersebut. Melakukan efektivitas organisasi dengan meningkatkan kapabilitas dan kualitas karyawan kami adalah salah satu upaya kami untuk menyelaraskan perubahan tersebut," katanya.
Kinerja Merosot Usai Kena Hack
Sebelumnya, pada Mei 2023 lalu sejumlah nasabah BFI Finance mengeluhkan gangguan yang membuat dirinya tidak bisa membayar tagihan kredit di BFI. Tak lama kemudian, manajemen BFI Finance menginformasikan bahwa pada 21 Mei 2023, perseroan telah mengalami serangan siber.
Sebagai antisipasi, perseroan kala itu melakukan temporary switch off beberapa sistem utama yang menyebabkan terganggunya layanan kepada konsumen dan sebagian kegiatan operasional. Namun, perusahaan mengklaim tidak ada kebocoran data nasabah.
Setelah serangan siber tersebut, kinerja keuangan BFIN tercatat mulai mengalami perlambatan setelah tumbuh signifikan setelah pandemi covid-19. Pada saat pandemi, pendapatan perusahaan turun 13% dengan laba juga mengalami koreksi 1,54%. Kala itu perusahaan memangkas 3.132 karyawan karena situasi ekonomi yang sangat menantang.
Setahun setelahnya, perusahaan mulai bangkit dengan pendapatan hanya turun satu digit dan laba bersih melesat 61%. Perusahaan mulai kembali melakukan ekspansi dengan karyawan bertambah sebanyak 455 pekerja dalam kurun waktu setahun.
Tahun 2022 perusahaan kembali mencatatkan kinerja gemilang, dengan pendapatan naik 31% dan laba 60%. Perusahaan kembali menambah 661 karyawan selama setahun.
Pertumbuhan ini masih terus berlanjut di kuartal I-2023, namun mulai mengalami perlambatan signifikan pada kuartal kedua tahun tersebut atau bertepatan dengan adanya serangan siber di BFI.
Pada kuartal I-2023 pendapatan BFI naik 39% secara tahunan (yoy) dan laba melonjak 29% yoy. Namun pada kuartal II-2023 pertumbuhan pendapatan mulai melambat menjadi 30% yoy dan laba hanya tumbuh 2,29% yoy.
Laba perusahaan tercatat tumbuh negatif sejak kuartal III-2023, dengan pendapatan tercatat tumbuh negatif sejak kuartal I-2024 hingga kuartal terbaru akhir September lalu.
Kuartal I-2024 menjadi triwulan paling menantang bagi BFIN, dengan pendapatan turun 5,66% (yoy) menjadi Rp 1,55 triliun dan laba turun 29,08% menjadi Rp 361 miliar. Setelahnya perlambatan pertumbuhan pendapatan dan laba hingga mengalami kontraksi signifikan pada akhir Maret 2024, kinerja perusahaan mulai bangkit dengan kontraksi yang menyusut. Pada kuartal terbaru pendapatan dan laba perusahaan hanya mengalami koreksi satu digit secara tahunan.
Pada saat bersamaan perusahaan tercatat mulai mengurangi jumlah pekerja secara signifikan yakni dari akhir Maret 2024 hingga akhir September 2024.
Per 30 September laba BFIN turun sebesar 5,27% (yoy) menjadi Rp1,11 triliun, turun dari periode sama tahun lalu sebesar Rp1,18 trliun. Penurunan laba BFIN sejalan dengan pendapatan yang merosot 1,23% yoy menjadi Rp 4,71 triliun.
Sementara itu, per periode terbaru BFIN menyalurkan piutang, setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai, sebesar Rp21,5 triliun, naik 3,48% yoy. Hal ini diikuti dengan rasio pembiayaan bermasalah atau nonperforming financing (NPF) yang turun 60 basis poin (bps) menjadi 1,42% per 30 September 2024.
Dian menjelaskan bahwa perlambatan terjadi karena perusahaan menerapkan kebijakan berupa penyaluran pembiayaan yang lebih ketat berdasarkan kelolaan risiko yang ditetapkan.
"Hal ini tidak terlepas dari pandangan manajemen terkait kondisi bisnis di tahun 2024 yang tidak sebaik sebagaimana diharapkan. Hal ini tercermin dari penurunan tajam atas penjualan mobil di tahun 2024. Dengan kehati-hatian ini, BFI Finance bisa menjaga kualitas portofolio yang sehat dan siap bertumbuh kembali sejalan dengan peningkatan daya beli masyarakat," katanya.
Menurutnya hal tersebut telah berimbas terhadap kinerja BFIN. Secara kuartalan laba perusahaan tumbuh 32,3% pada kuartal III-2024.
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video:Rahasia Produsen Bata Ringan BLES Bikin Laba Tumbuh Double Digit
Next Article Kinerja Biofarma 2023: Pendapatan Ambles 88%, Laba Anjlok 70%