Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu mengungkapkan sejumlah keuntungan yang akan diperoleh Indonesia bila bergabung dengan kelompok Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (BRICS).
Mari mengatakan, dari sisi geopolitik, bergabungnya Indonesia bisa menjadi penyeimbang dominasi kelompok negara-negara maju melalui BRICS, sehingga peranan negara-negara yang tergolong bagian selatan atau negara berkembang (Global South) bisa makin setara di tingkat pembuat keputusan internasional.
"Intinya sih ya kalau BRICS itu lebih kepada wadah kerja sama yang dapat kita lakukan untuk mengimbangi geopolitik," ucap Mari dikutip Senin (11/11/2024).
Selain itu, dengan fokus BRICS yang kini tengah mengembangkan sistem pembayaran yang tak lagi berbasiskan dolar Amerika Serikat, Indonesia kata dia dapat menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sambil memperkuat perdagangan internasionalnya.
"Kan salah satu yang sedang mereka perjuangkan, yaitu alternative payment system yang tidak lagi bebrasis dolar yang disebut SWIFT. Nah itu bisa membantu kita meningkatkan regional trade jadi membantu diversifikasi, dependensi terhadap dolar misalnya," ucap Mari.
Di luar itu, mantan direktur pelaksana Bank Dunia atau World Bank ini melihat belum ada lagi keuntungan yang bisa diperoleh Indonesia dengan bergabung ke dalam BRICS.
"Di luar itu saya belum melihat secara kongkrit apalagi yang bisa kita dapatkan. Tapi, intinya bagaimana kita lakukan itu untuk mengimbangi dalam situasi geopolitik yang ada," tutur Mari.
Sebagaimana diketahui, Indonesia telah menyampaikan keinginan untuk bergabung sebagai anggota blok ekonomi BRICS. Hal ini telah disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono saat menghadiri KTT BRICS Plus di Kazan pada 23-24 Oktober 2024 lalu.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Rolliansyah Soemirat, menyebut status Indonesia saat ini adalah Interested Country atau negara yang berminat bergabung. Setidaknya, kata Roy, ada tiga kategori status sebelum menjadi anggota blok tersebut.
"Dari sepemahaman kami, berdasarkan guideline yang berlaku di antara para anggota BRICS, ada beberapa kategori keanggotaan atau proses menuju keanggotaan, yaitu pertama Interested Country, kedua Perspective Member, dan ketiga Invited Member," kata Roydalam press briefing di Kantor Kemlu, Kamis (31/10/2024).
"Dengan pengumuman keinginan tersebut, setelah (Menlu Sugiono) telah menyampaikan keinginan Indonesia menjadi anggota BRICS, maka yang kami ketahui saat ini Indonesia telah menjadi Interested Country," tambahnya.
Indonesia sebelumnya telah diakui sebagai salah satu dari 13 negara mitra BRICS. Selain Indonesia, 12 negara lainnya adalah Aljazair, Belarus, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Malaysia, Nigeria, Thailand, Turki, Uganda, Uzbekistan, dan Vietnam.
(arj/haa)
Saksikan video di bawah ini:
Ini Pendapat Marie Elka Soal Rencana RI Masuk BRICS
Next Article Bye Dolar, Putin CS Siap Deklarasikan 'Senjata Pemusnah' Greenback