Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tiket pesawat kembali merangkak naik setelah momen liburan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru). Kala itu, pemerintah dan BUMN bergotong-royong membebaskan sejumlah komponen biaya penerbangan agar harga tiket bisa ditekan, terdiskon 10%. Namun saat ini harganya kembali naik.
Sekretaris Jenderal INACA atau Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia Bayu Sutanto juga mengakui beberapa faktor itu membuat harga tiket kembali mahal.
"Ya benar. PJP4U, PJP2U dan avtur dah normal. Selain itu kurs dolar AS naik dan harga avtur juga naik, PPN 12% juga," kata Bayu kepada CNBC Indonesia, Jumat (17/1/2025).
Pelayanan jasa pendaratan, penempatan, penyimpanan pesawat udara (PJP4U), Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) hingga Avtur menjadi penyumbang biaya pada tiket.
Ditambah nilai tukar dolar AS makin tinggi. Hal ini makin menyumbang mahalnya harga tiket pesawat.
Sebagai informasi, rupiah terkoreksi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah risiko geopolitik perihal terancam batalnya genjatan senjata Israel-Hamas. Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah tipis 0,03% di angka Rp16.360/US$ pada hari ini, Jumat (17/1/2025). Sedangkan secara mingguan, rupiah terpantau terkoreksi sebesar 1,11%.
"Ya ada jeda 1-2 minggu pas kita bayar impor suku cadang, sewa pesawat dan lain-lain. Harga avtur juga cepat menyesuaikan dengan gerakan kurs dolar AS," kata Bayu menjelaskan.
Sementara itu, harga avtur terpantau bervariasi di kisaran Rp15 ribu. Untuk Bandara Minangkabau (PDG) Bandara Pinang Kampai (DUM) Rp15.270, Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II (PLM). Begitu juga di Bandar Udara Adi Soemarmo (SOC), Adisutjipto International Airport (JOG), Yogyakarta International Airport (YIA) serta Bandar Udara Internasional Juanda (SUB) di kisaran Rp15.000-an.
Pengecualian untuk Bandara Seoekarno Hatta (CGK), harga avtur per liternya lebih rendah yakni di kisaran Rp13.200-an.
(dce)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Avtur Minyak Jelantah Pertamina Siap Jadi BBM Pesawat di 2025
Next Article Luhut Tegaskan Tiket Pesawat Mahal Bukan Karena Avtur