Jakarta, CNBC Indonesia - Penjualan kendaraan roda empat sepanjang 10 bulan 2024 yakni dari Januari-Oktober 2024 baru 710.406 unit. Angka ini lebih rendah 125.722 unit atau 15,05% dibandingkan akumulasi penjualan mobil Januari-Oktober 2023 yang mencapai 836.128 unit.
Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza memperkirakan dampak dari penurunan penjualan mobil di tahun ini mencapai triliunan rupiah.
"Keadaan ini memaksa Gaikindo memangkas target penjualan mobil nasional dari 1,1 juta unit menjadi 850 ribu unit di tahun 2024 ini. Dari penurunan target tersebut, kami telah mengkalkulasi dampak negatif yang akan mencapai sekitar Rp10,6 triliun terhadap sektor hulu maupun hilir otomotif nasional. Ini angka yang besar, tetapi inilah tantangan sektor otomotif yang harus kita hadapi bersama," kata Faisol dalam Link and Match Komponen IKM Otomotif, Selasa (10/12/2024).
Nilai tersebut juga terdiri dari supply chain yang berasal dari usah kecil menengah (UKM) karena sebagian perusahaan atau agen pemegang merek (APM) sudah menggaet UKM dalam rantai pasok.
Faisol pun meminta agar mulai dipersiapkan usulan-usulan untuk insentif bagi perusahaan yang sudah menggaet UKM ini dalam rantai pasok. Usulan ini bakal diberikan kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani.
"Karena itu penghargaan yang diberikan, juga tambahan insentif jadi bisa diusulkan ke Kemenkeu apa aja yang bisa kita minta supaya perusahaan bisa diberikan kepada perusahaan yang konsisten pada link and match," kata Faisol.
"Satu company yang sudah menjalankan link and match sebaiknya dibantu lah juga untuk dapat tambahan insentif, ini penting karena kalau hanya TKDN menurut saya memang kewajiban dari tiap perusahaan dan kewajiban kita menjalankan, tapi komitmen konsistensi dari wujud link and match. Harapan yang udah lama diinginkan pemerintah sehingga semua aspek jadi semua lini bisnis jadi satu rantai pasok industri," lanjutnya.
Ia juga meminta kepada Kadin untuk betul-betul bisa membantu pemerintah menghubungkan diantara industri besar dengan para pelaku IKM.
Ketua Umum Kadin Anindya Bakrie pun menilai insentif untuk industri yang sudah menjalankan link and match juga diperlukan.
"Terus terang aja kita sudah senang melihat adanya insentif TKDN, tingkat komponen dalam negeri. Tapi kalau bisa justru digiatkan dengan insentif bukan saja TKDN, tapi berapa banyak binaan dalam link and match itu. Saya rasa ini akan membuat perusahaan-perusahaan yang besar untuk bisa selalu berpikir istilahnya kayak di perkebunan dulu itu ada atau sekarang juga masih ada inti plasma. Hal-hal seperti itu saya rasa bagus. Dan jangan lupa teman-teman yang di tier 2, tier 1 lama-lama juga bisa naik kelas dan mereka pun juga nanti bisa mendapatkan insentif," sebut Anindya.
Foto: Ketua Umum Anindya Bakrie dalam acara Link and Match Komponen IKM Otomotif di Kantor Kemenperin, Jakarta, Selasa (10/12/2024). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)
Ketua Umum Anindya Bakrie dalam acara Link and Match Komponen IKM Otomotif di Kantor Kemenperin, Jakarta, Selasa (10/12/2024). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)
(dce)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Pengusaha Mobil Buka Fakta Soal Efek Kemenangan Trump ke RI
Next Article Pengusaha Mobil Cemas Penjualan Makin Jatuh, Ini Penyebabnya