Ilustrasi dzikir sebagai upaya memperkuat dekat dengan Allah dan berlaku zuhud.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Zuhud adalah konsep spiritual dalam Islam yang merujuk pada sikap menjauhkan diri dari kesenangan duniawi yang berlebihan dan tidak terlalu terikat dengan harta dan kekuasaan.
Orang yang zuhud akan lebih mengutamakan kehidupan akhirat dan berusaha untuk hidup sederhana dan tidak berlebihan.
Zuhud bukan berarti meninggalkan dunia sepenuhnya, tetapi lebih kepada tidak terlalu bergantung pada kesenangan duniawi dan lebih fokus pada amal saleh dan kehidupan spiritual.
Dengan menerapkan zuhud, seseorang dapat meningkatkan kesadaran spiritual dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Zuhud juga membantu seseorang untuk lebih sabar, ikhlas, dan ridha dengan apa yang terjadi dalam hidupnya.
Dalam kehidupan sehari-hari, zuhud dapat menjadi sumber kekuatan dan motivasi untuk hidup yang lebih baik dan lebih bermakna. Dengan demikian, zuhud dapat membantu seseorang untuk mencapai kebahagiaan yang lebih hakiki dan abadi.
Berikut ini adalah perkataan sejumlah ulama tentang zuhud
Imam Ahmad bin Hanbal
“Zuhud di dunia bukan berarti engkau tidak memiliki harta, tetapi zuhud adalah engkau tidak menjadikan harta itu menguasai hatimu.”
(diriwayatkan dalam Zuhd Imam Ahmad, hlm. 143).
Ibnu Taimiyah
Dia menegaskan bahwa zuhud adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat untuk akhirat. Artinya, seorang kaya raya pun bisa zuhud jika ia tidak diperbudak hartanya, dan seorang miskin bisa tidak zuhud jika ia tetap tamak pada dunia. (Majmu’ al-Fatawa, 10/634).