Jakarta, CNBC Indonesia - Kabinet Israel telah menyetujui gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hizbullah Lebanon. Ini dilakukan melalui perantara pemerintah Lebanon.
Setelah berlaku, perjanjian akan mengakhiri lebih dari setahun kekerasan. Hizbullah mulai melancarkan serangan ke Israel pada 8 Oktober 2023, sebagai bentuk protes serangan Israel ke Gaza, Palestina.
Awalnya Hizbullah mengatakan gempurannya tak akan berakhir. Namun September 2024, Israel melancarkan serangan udara ke Beirut dan serangan darat terbatas ke Lebanon.
Sebanyak 1,2 juta orang di Lebanon telah mengungsi. Ketegangan keduanya pun membunuh 3.768 orang, sebagian besar dari tewas dalam dua bulan terakhir.
Lalu apa saja poin-poin gencatan senjata Israel dan Hizbullah? Apa isi lengkap perjanjian damai itu?
Kapan Gencatan Senjata Dimulai?
Mengutip Al-Jazeera, kabinet Israel menyetujui gencatan senjata dengan Hizbullah, Selasa malam. Ini beberapa jam setelah Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa kabinet keamanan telah menyetujuinya dan proposal tersebut akan diajukan ke kabinet penuh.
Presiden AS Joe Biden kemudian memberi pengumuman mengatakan bahwa gencatan senjata akan mulai berlaku Rabu (27/11/2023) pagi pada pukul 4.00 waktu setempat. Pemerintah Lebanon akan bersidang dan menyetujui kesepakatan tersebut sebelum itu.
Apa Saja Poin Genjatan Senjata?
Pasukan Israel akan mundur dari Lebanon selatan. Sementara Hizbullah akan mundur ke utara Sungai Litani, mengakhiri kehadirannya di selatan.
Ini akan memakan waktu 60 hari. Tentara Lebanon, yang sebagian besar tetap menjadi pengamat dalam perang saat ini, akan dikerahkan ke selatan untuk memantau gencatan senjata.
Satuan tugas internasional yang dipimpin oleh AS yang mencakup pasukan penjaga perdamaian Prancis juga akan dikerahkan untuk mengawasi pelaksanaan gencatan senjata. Tentara Lebanon akan diminta untuk memperluas perannya di selatan di mana ia akan menjadi satu-satunya badan bersenjata dan mengambil alih semua aktivitas terkait senjata di negara itu.
Warga Sipil?
Sementara warga sipil Lebanon dan Israel harus diizinkan untuk kembali ke rumah mereka secara bertahap. Namun, kerusakan di Lebanon selatan sangat luas sehingga sulit untuk mengatakan berapa banyak orang yang akan mencoba kembali ke sana.
Di pihak Israel, penduduk dari utara pesimistis akan kembali atau tidak. Banyak yang diperkirakan tidak mempercayai gencatan senjata.
Apakah Gencatan Senjata Bertahan Lama?
Sejumlah ahli memberi pendapat apakah gencatan senjata bisa bertahan lama. Beberapa pesimistis.
"Tanpa perjanjian politik komprehensif yang melibatkan Iran, gencatan senjata berisiko menjadi tindakan sementara," kata seorang profesor ilmu politik di Universitas Amerika Lebanon, Imad Salamey.
"Bahkan dalam keadaan seperti ini, gencatan senjata kemungkinan akan menghasilkan beberapa tahun perdamaian relatif," tambahnya.
Kolumnis Haaretz, Alon Pinkas, juga mengatakan hal sama. Ia berpendapat rincian yang dilaporkan tampaknya sangat rapuh dan tidak mungkin dilaksanakan.
"Terutama jika perjanjian tersebut bergantung pada perluasan peran tentara Lebanon," tambahnya,.
Apakah Kedua Belah Pihak Senang?
Israel telah menuntut hak untuk menyerang Lebanon guna menegakkan "ketentuan" gencatan senjata jika tentara Lebanon dan satuan tugas internasional gagal mengusir Hizbullah dari wilayah perbatasan. Para ahli mengatakan, menerima tuntutan Israel berarti "otorisasi" internasional bahwa "Israel secara teratur melanggar kedaulatan Lebanon kapan pun dianggap perlu".
"Kita mungkin memasuki fase baru..." kata seorang pakar Lebanon dan profesor madya hubungan internasional di Universitas Saint Joseph Lebanon, Karim Emile Batar.
Lebanon telah lama menolak gagasan bahwa Israel dapat memiliki hak untuk menyerang wilayahnya sesuka hati, dengan menyatakan bahwa hal itu akan menjadi pelanggaran kedaulatannya. Tidak jelas apakah klausul ini akan dimasukkan dalam gencatan senjata atau apakah itu akan menjadi bagian dari perjanjian terpisah antara AS dan Israel.
Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya ke Hizbullah?
Kehadiran satuan tugas internasional dan oposisi domestik terhadap peran militer Hizbullah membuat kelompok tersebut kesulitan untuk mendapatkan kembali kekuatannya sebelumnya. Hal ini setidaknya dikatakan pengamat Imad Salamey.
"Hizbullah mungkin terpaksa mengalihkan fokusnya ke dalam negeri, berusaha mengamankan relevansinya di dalam negara Lebanon daripada melalui operasi militer eksternal, dengan demikian memposisikan dirinya untuk berperan dalam membentuk lanskap politik masa depan Lebanon," katanya kepada Al Jazeera.
Bagaimana Gaza?
Sementara itu, dengan adanya perjanjian gencatan senjata Israel-Hizbullah, Presiden AS Joe Biden dalam pidatonya mengatakan pemerintahannya mendorong hal serupa untuk Gaza. Menurutnya, terlalu banyak orang menderita di kantong Palestina itu.
"Orang-orang Gaza, mereka juga berhak untuk mengakhiri pertempuran dan pengungsian. Orang-orang Gaza telah melalui neraka," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi.
"Terlalu banyak warga sipil di Gaza yang telah terlalu banyak menderita."
Biden tetap menyalahkan Hamas atas kegagalan mencapai gencatan senjata di Gaza. Meski banyak pengamat berpendapat pemimpin Israel, Benjamin Netanyahu, telah menghalangi proses tersebut dengan menambahkan tuntutan yang mustahil untuk memperpanjang karier politiknya yang rapuh.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Israel & Hizbullah Siap Gencatan Senjata-Kecelakaan Bus di Peru
Next Article Video: Sinyal Setuju Gencatan Senjata Dengan Israel, Hizbullah Nyerah?