Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai Tukar Nelayan (NTN) atau rasio antara indeks harga yang diterima nelayan dengan indeks harga yang dibayar nelayan Indonesia masih terbilang rendah. Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) menyoroti NTN yang saat ini hanya berada di angka 102, menunjukkan kesejahteraan nelayan Indonesia masih belum optimal.
"Yang harus mendapat fokus utama kita adalah nelayan. Nilai tukarnya masih 102, ini yang mesti kita perbaiki," kata Zulhas dalam acara IMFBF 2024: Blue Food Competent Authority Dialogue di Jakarta, Selasa (10/12/2024).
Adapun salah satu upaya yang diharapkan bisa meningkatkan nilai tukar nelayan adalah implementasi program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang diusung oleh Presiden Prabowo Subianto. Program ini mendorong penggunaan produk-produk lokal, termasuk hasil perikanan, dalam menu makanan untuk siswa sekolah.
Foto: Ilustrasi kapal nelayan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta/Dok: Perikanan Indonesia
Ilustrasi kapal nelayan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta/Dok: Perikanan Indonesia
Ditemui usai acara, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Budi Sulistyo optimistis program MBG dapat meningkatkan NTN hingga 2-3 poin.
"Kalau dengan kondisi adanya MBG itu 2-3 poin bisa naik, kalau bisa malah lebih. Ya insyaallah NTN jadi 105. Ini kan produk lokal yang ditampung oleh lokal, yang sebenarnya biaya operasionalnya akan rendah, tidak diputarkan ke tempat lain," terang Budi saat ditemui usai acara.
Program MBG, lanjutnya, dirancang untuk memanfaatkan ikan-ikan lokal seperti tongkol, layang, dan kembung, yang diproduksi nelayan kecil. Dengan demikian, selain mendukung kebutuhan gizi anak-anak sekolah, program ini juga membantu memperluas pasar bagi hasil tangkapan nelayan.
(wur)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Dukung Makan Gratis, KKP Siapkan 57 Pabrik Untuk Pasok Ikan
Next Article Begini Getolnya KKP Ingin Susu Ikan Masuk Menu Makan Bergizi Gratis