Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan mata uang Garuda dalam melawan dolar Amerika Serikat (AS) mulai menguat tipis di tengah wait and see hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang sudah mulai hari ini, Selasa (19/11/2024).
Melansir data Refinitiv, pada penutupan Senin (18/11/2024) rupiah menguat hingga 0,03% berada di level Rp15.845/US$.
RDG akan dimulai pada Selasa pekan ini hingga Rabu, dan hasilnya akan diumumkan pada Rabu siang sekitar pukul 14:00 WIB.
Pelaku pasar menanti apakah BI akan kembali menahan suku bunga acuannya di tengah merananya rupiah dalam beberapa hari terakhir. Pada hari yang sama, BI akan merilis kebijakan terbaru dari deposit facility rate dan lending facility rate.
Sebagai catatan, pada Oktober lalu, BI menahan suku bunganya di level 6% dengan Suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.
"Keputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5% pada 2024 dan 2025," jelas Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur di kantornya, Rabu (16/10/2024).
Kebijakan tersebut ditujukan juga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi serta menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
"Fokus kebijakan moneter jangka pendek ini pada stabilitas nilai tukar rupiah karena meningkatnya ketidakpastian para keuangan global," ujarnya.
Dari global, bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) juga akan mengumumkan kebijakan suku bunganya di hari yang sama dengan RDG BI.
China lewat Loan Prime Rate (LPR) tenor satu dan lima tahun diperkirakan pasar masih akan menahan suku bunganya masing-masing sebesar 3,1% dan 3,6% setelah sebelumnya memangkas suku bunganya dari 3,35% dan 3,85%.
Untuk diketahui, LPR satu tahun memengaruhi pinjaman perusahaan dan sebagian besar pinjaman rumah tangga di China, sementara LPR lima tahun digunakan sebagai acuan untuk suku bunga hipotek.
Langkah ini sudah diperkirakan. Sebelumnya, Gubernur PBoC, Pan Gongsheng, telah mengindikasikan bahwa tingkat suku bunga acuan pinjaman akan dipangkas 20 hingga 25 basis poin (bps).
Teknikal Rupiah
Pergerakan rupiah dalam melawan dolar AS masih dalam tren pelemahan, resistance terdekat yang potensi dicapai di Rp16.000/US$ yang merupakan level psikologis untuk wilayah pelemahan.
Sementara, untuk potensi penguatan bisa cermati support yang terbentuk dari batas gap up yang sempat terjadi pada 11 Novembe 2024 di Rp15.685/US$
Foto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Masih Penuh Tekanan, IHSG "Terancam" Merosot ke Level 7.000-an
Next Article Investor Wait and See Inflasi PCE AS, Dolar Ditutup Turun ke Rp 16.370