RI Bisa Swasembada Beras di Era Prabowo, Pakai Cara Soeharto-Jokowi?

4 hours ago 1

Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Pertanian (Kementan) optimistis Indonesia akan kembali mencapai swasembada beras pada tahun 2025. Seperti yang pernah terjadi di era pemerintahan Presiden Soeharto pada tahun 1984 silam dan era Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dalam hal ini, swasembada beras yang dimaksud adalah tidak adanya impor beras konsumsi di era tersebut.

"Indonesia pernah swasembada beras pada tahun 1984, tapi di era Pak Menteri Amran (Menteri Pertanian Amran Sulaiman) juga kita pernah berhasil swasembada. Tahun 2017 itu tidak ada impor beras oleh Bulog, ada datanya. Tahun 2019 juga swasembada, tidak ada impor beras Bulog," kata Staf Ahli Menteri Pertanian, Suwandi dalam Seminar Nasional Outlook Sektor Pertanian 2025 INDEF, Senin (3/2/2025).

Sebagai informasi, Amran merupakan Menteri Pertanian di 2 kali era pemerintahan Jokowi, meski sempat diganti oleh Syahrul Yasin Limpo (SYL). Lalu Amran kembali dipanggil menjadi Mentan karena SYL terseret kasus korupsi.

Suwandi menambahkan, jika pun ada impor, itu hanya untuk beras khusus seperti beras gluten-free atau beras untuk penderita diabetes. "Jadi intinya, 2017, 2019, 2020, 2021 itu swasembada penuh," cetusnya.

Di tahun 2025 ini, Kementan tengah menggenjot berbagai program untuk memastikan ketersediaan beras mencukupi tanpa perlu impor.

Suwandi bahkan optimistis swasembada bisa tercapai lebih cepat, bahkan mulai tahun ini.

"Insyaallah kalau saya pribadi optimis, tahun ini pun kita bisa swasembada. Kenapa? Karena iklim lebih bagus, programnya tajam, dan semua pihak ikut berkolaborasi," jelasnya.

Program Strategis untuk Swasembada

Adapun program strategis yang dijalankan Kementan untuk meningkatkan produksi beras, beberapa langkah utama yang diambil antara lain:


1. Benih Unggul dan Subsidi Pupuk


Distribusi benih unggul dan peningkatan subsidi pupuk menjadi salah satu fokus utama.

"Masalah pupuk yang kemarin ribet, sekarang dibenahi. Subsidi pupuk dinaikkan menjadi 9,55 juta ton, dan mekanismenya disederhanakan sehingga petani lebih mudah menikmatinya," ungkap Suwandi.

2. Pompanisasi dan Infrastruktur Irigasi


Program pompanisasi yang sebelumnya terbukti efektif saat El Nino kembali digalakkan. Selain itu, pembangunan dan perbaikan infrastruktur seperti bendungan dan waduk primer-sekunder juga menjadi prioritas.

"PUPR juga bersinergi luar biasa dalam mengelola irigasi. Masalah hulu bisa dikendalikan sehingga di hilir, on-farm, produksi berjalan baik," tambahnya.

3. Optimasi dan Perluasan Lahan


Lahan rawa yang sebelumnya hanya bisa ditanami sekali setahun kini dioptimalkan hingga dua atau tiga kali tanam per tahun.

"Kebijakan Pak Menteri mendorong optimasi 500 ribu hektare lahan rawa setiap tahun, meningkatkan indeks pertanaman secara signifikan," jelas Suwandi.

4. Data Pertanian Satu Pintu


Untuk memastikan akurasi data produksi, Kementan bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS).

"Kita sudah sepakat satu pintu dengan BPS, tidak ada lagi data yang berbeda. Ini penting agar tidak ada persepsi yang keliru terkait produksi beras kita," tegasnya.

Selain program di atas, Kementan juga bekerja sama dengan TNI dan Polri untuk mengoptimalkan lahan tidur. "Kita tanam jagung di 1 juta hektare lahan bersama Polri, dan tanam padi di lahan kering seluas 350 ribu hektare dengan TNI," ungkap dia.

Sementara itu, dalam upaya modernisasi pertanian, Kementan juga telah membentuk Brigade Pangan (BP) sebagai bagian dari transformasi pertanian menuju skala ekonomi yang lebih besar.

"Brigade Pangan ini membawa pertanian kita ke arah modernisasi dengan mekanisasi, mulai dari traktor, pompa, alat tanam, hingga penggunaan drone. Sebagian besar dikelola oleh milenial," katanya.

Dengan kombinasi strategi teknis, modernisasi alat, dan kolaborasi lintas sektor, Kementan optimistis target swasembada beras 2025 tidak hanya realistis, tetapi juga dapat dicapai lebih cepat.


(dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Meski 2024 Masih Impor, Kementan Yakin Capai Swasembada Pangan

Next Article Video: "Kiamat" Sawah Ganggu Target Swasembada Pangan Prabowo

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|