Sudah Sepakat Gencatan Senjata, Israel Masih Sibuk Bombardir Gaza

1 month ago 20

Jakarta, CNBC Indonesia - Israel masih terus melancarkan serangan ke wilayah Gaza, Palestina, untuk menyerang milisi bersenjata Hamas, Kamis (16/1/2025). Hal ini terjadi saat keduanya sudah menyepakati poin gencatan senjata yang baru akan berlaku pada hari Minggu pekan ini.

Dilansir Reuters, serangan udara Israel terus berlanjut sepanjang Rabu malam dan Kamis dini hari. Pejabat kesehatan Gaza menyebut serangan ini menewaskan sedikitnya 46 warga Palestina.

Di sisi lain, pada Kamis, militan Gaza menembakkan roket ke Israel. Serangan ini tidak menimbulkan korban jiwa.

Dalam unggahan di media sosial, sejumlah warga Gaza juga mendesak warga lainnya untuk lebih berhati-hati karena yakin Israel dapat meningkatkan serangan dalam beberapa hari ke depan untuk memaksimalkan keuntungan sebelum gencatan senjata dimulai.

Serangan ini terjadi sesuai kesepakatan gencatan senjata yang rumit antara Israel dan kelompok militan Hamas, yang menguasai Gaza, muncul pada hari Rabu. Kesepakatan dicapai berbulan-bulan mediasi oleh Qatar, Mesir dan AS serta 15 bulan pertumpahan darah yang menghancurkan wilayah pesisir dan mengobarkan suasana Timur Tengah.

Kesepakatan tersebut menguraikan gencatan senjata awal selama enam minggu dengan penarikan pasukan Israel secara bertahap dari Jalur Gaza, tempat puluhan ribu orang telah terbunuh. Para sandera yang ditawan Hamas akan dibebaskan sebagai ganti tahanan Palestina yang ditahan Israel.

Dalam konferensi pers di Doha, Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan gencatan senjata akan mulai berlaku pada hari Minggu. Para negosiator tengah bekerja sama dengan Israel dan Hamas untuk mengambil langkah-langkah guna melaksanakan kesepakatan tersebut.

"Kesepakatan ini akan menghentikan pertempuran di Gaza, menyalurkan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan bagi warga sipil Palestina, dan menyatukan kembali para sandera dengan keluarga mereka setelah lebih dari 15 bulan ditawan," timpal Presiden AS Joe Biden di Washington.

Israel memulai serangannya di Gaza setelah para pejuang yang dipimpin Hamas menyerang komunitas-komunitas Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang. Israel mengatakan sekitar 100 sandera masih ditahan, tetapi tidak jelas berapa banyak yang masih hidup.

Pihak berwenang di Gaza mengatakan kampanye Israel telah menewaskan lebih dari 46.000 warga Palestina dan membuat sebagian besar penduduk yang berjumlah 2,3 juta orang mengungsi. Sebagian besar daerah kantong pesisir itu juga dilaporkan hancur.

Jika berhasil, gencatan senjata akan menghentikan pertempuran yang telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza. Hal itu pada gilirannya dapat meredakan ketegangan di seluruh Timur Tengah yang lebih luas.

Diketahui, perang ini telah memicu konflik di Tepi Barat yang diduduki Israel, Lebanon, Suriah, Yaman, dan Irak, dan menimbulkan kekhawatiran akan perang habis-habisan antara musuh bebuyutan regional Israel dan Iran.

"Dengan 98 sandera Israel yang masih berada di Gaza, tahap pertama kesepakatan tersebut mencakup pembebasan 33 dari mereka, termasuk semua wanita, anak-anak, dan pria berusia di atas 50 tahun. Dua sandera Amerika, Keith Siegel dan Sagui Dekel-Chen, termasuk di antara mereka yang akan dibebaskan pada tahap pertama," kata seorang sumber.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Deal! Israel-Hamas Mulai Gencatan Senjata pada 19 Januari 2025

Next Article Video: Negosiasi Gencatan Senjata Hamas-Israel Buntu Lagi

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|