Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pangan Nasional (Bapanas) optimistis Indonesia mampu mencapai swasembada beras pada tahun 2025 ini. Hal itu disampaikan dengan berdasarkan pada proyeksi produksi beras yang menunjukkan angka surplus, mengacu data Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS).
Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilitas Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa menjelaskan, produksi beras nasional tahun ini diperkirakan mencapai 32 juta ton setara beras. Sementara kebutuhan konsumsi nasional hanya sekitar 31 juta ton, sehingga Indonesia berpotensi mengalami surplus 1 juta ton beras.
"Mestinya kita sudah berani menyatakan bahwa kita telah swasembada," kata Ketut dalam Seminar Nasional Outlook Sektor Pertanian 2025 INDEF, Senin (3/2/2025).
Di saat bersamaan, paparnya, stok beras di akhir tahun 2024 (carry over stock) diperkirakan masih ada sebesar 8,1 juta ton, dengan Perum Bulog menguasai sekitar 2 juta ton dari jumlah tersebut. Jika digabung dengan produksi tahun ini, total ketersediaan beras nasional bisa mencapai hampir 10 juta ton pada akhir tahun 2025.
Dengan proyeksi ini, Ketut memastikan Indonesia tidak akan melakukan impor beras dan stok yang ada cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi selama tiga bulan ke depan.
"Artinya kita jangan ragu-ragu, untuk tahun 2025 ini, kita sudah berani menyatakan tidak ada impor. Pasti tidak ada impor mestinya," tegasnya.
Kementan Gerak Cepat Pacu Produksi
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Tim Kerja Pembinaan dan Pengawasan Sertifikasi Benih Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Happy Suryati mengungkapkan, pihaknya selalu melakukan pemantauan secara intensif setiap hari untuk memastikan seluruh daerah mencapai target yang telah ditetapkan. Hal itu demi memastikan capaian Luas Tambah Tanam (LTT) guna mendukung target swasembada pangan nasional.
"Terus terang saja, kami setiap malam di Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melakukan Zoom meeting dengan semua daerah untuk memastikan capaian LTT sesuai dengan target yang dipasang oleh Bapak Menteri Pertanian (Amran Sulaiman)," ujar Happy.
Menurut Happy, periode Januari hingga April menjadi titik krusial dalam pelaksanaan LTT. Kementan pun menargetkan penanaman seluas 1,5 hingga 2 juta hektare per bulan selama periode ini.
"Kami harus mengejar dari bulan ke bulan. Titik krusial kami adalah di Januari, Februari sampai dengan April," jelasnya.
Adapun target luas tanam ini dirancang untuk memastikan ketersediaan beras nasional aman, khususnya dalam menghadapi musim panen dan kebutuhan pangan yang meningkat di pertengahan tahun.
"Dengan capaian ini, Sapron (Sarana Produksi Pertanian) pertama dan kedua akan aman dalam penyediaan berasnya," tambah dia.
Target Produksi 34 Juta Ton Beras
Sebagai bagian dari upaya swasembada pangan, Kementan telah menetapkan target ambisius untuk mencapai produksi 34 juta ton beras pada bulan Juni 2025.
"Dari Bapak Menteri, target ini ditetapkan agar swasembada pangan dapat tercapai," ujarnya.
Pemantauan ketat ini dilakukan untuk memastikan setiap daerah berkontribusi optimal dalam meningkatkan produksi pangan, terutama beras, yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Dengan koordinasi yang intensif dan pengawasan yang menyeluruh, Kementan optimistis target ini dapat tercapai sesuai jadwal.
(dce)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Swasembada Pangan Dikebut, Strategi Akselerasi Diuji
Next Article Data Terbaru Produksi Beras 2024 Terungkap, Impor Ternyata Jadi Segini