Tok! Israel-Hizbullah Resmi Gencatan Senjata, Gaza Ditinggalkan

2 months ago 17

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan gencatan senjata Lebanon akan mulai berlaku Rabu (27/11/2024) pagi ini. Hal tersebut setelah Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan gencatan senjata dengan Hizbullah akan memungkinkan Israel untuk memfokuskan perhatiannya pada Hamas dan musuh bebuyutannya Iran.

"Gencatan senjata akan dimulai pukul 4:00 pagi waktu setempat," kata Biden, saat berbicara di Gedung Putih setelah kantor Netanyahu mengumumkan para menterinya telah menyetujui kesepakatan tersebut, dikutip AFP.

AS adalah sekutu utama dan pendukung militer Israel. Dilaporkan bagaimana 10 menteri Israel memberikan suara mendukung dan satu menentang.

"Ini adalah kabar baik dan awal baru bagi Lebanon," kata Biden lagi.

"Kesepakatan itu dirancang untuk menjadi penghentian permusuhan permanen antara Israel dan Hizbullah yang didukung Iran," tambahnya.

"Berdasarkan perjanjian tersebut, tentara Lebanon akan mengambil alih kendali wilayah perbatasan. Hizbullah dan organisasi lainnya tidak akan diizinkan... untuk mengancam keamanan Israel lagi," jelasnya.

Pengumuman itu menyusul serangan terberat di Beirut- termasuk serangkaian serangan di pusat kota- oleh Israel Selasa. Israel meningkatkan kampanye udaranya di Lebanon pada akhir September sebelum mengirim pasukan darat.

Sebelumnya, Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron memang dijadwalkan mengumumkan gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel dalam waktu 36 jam, Senin. Rencana yang dibocorkan oleh empat sumber senior Lebanon ini ini dianggap sebagai terobosan diplomatik penting setelah konflik panjang yang telah menelan ribuan korban jiwa.

Netanyahu sendiri mengaku berterima kasih atas keterlibatan Biden dalam menjadi perantara. Namun dalam pidato yang disiarkan televisi menjelang pemungutan suara kabinet keamanannya, Netanyahu sempat mengatakan "lamanya gencatan senjata bergantung pada apa yang terjadi di Lebanon".

Ia mengatakan bahwa Israel akan mempertahankan "kebebasan penuh untuk bertindak", bahkan setelah gencatan senjata. Ditegaskannya bahwa gencatan senjata juga akan memungkinkan Israel untuk mengalihkan upayanya kembali ke Gaza, tempat Israel berperang dengan sekutu Hizbullah, Hamas, sejak Oktober tahun lalu.

"Ketika Hizbullah tidak terlibat, Hamas akan ditinggalkan sendirian dalam pertempuran. Tekanan kami terhadapnya akan meningkat," katanya.

"Perjanjian tersebut juga akan memungkinkan fokus pada ancaman Iran dan memberi waktu bagi militer Israel untuk memasok kembali," tambahnya menyebut pendukung utama Hizbullah dan Hamas serta sejumlah proksi yang berperang dengan Israel itu.

PM Lebanon Najib Mikati, setelah menuntut agar masyarakat internasional bertindak cepat untuk memastikan gencatan senjata segera dilaksanakan. Ia mengatakan dia berkomitmen untuk memperkuat kehadiran tentara di selatan.

Rentetan Serangan Mematikan di Beirut

Sementara itu, pengumuman gencatan senjata menyusul serangkaian serangan di pusat kota Beirut serta benteng Hizbullah di pinggiran selatan, Selaa. Kantor Berita Nasional milik pemerintah Lebanon melaporkan bahwa tiga serangan menghantam kawasan pusat Nweiri dan menghancurkan gedung empat lantai yang menampung orang-orang yang mengungsi serta menewaskan tujuh orang dan melukai 37 orang.

"Kami terhempas dan tembok-tembok runtuh menimpa kami," kata seorang saki mata Rola Jaafar.

Anggota parlemen Hizbullah Amin Sherri, yang berbicara kepada wartawan di lokasi serangan pertama Nweiri, menyebut Israel berupaya membalas dendam terhadap para pendukung perlawanan dan semua warga Lebanon menjelang gencatan senjata. Satu serangan bahkan menghantam kawasan perbelanjaan populer Hamra, beberapa menit setelah pidato Netanyahu.

Media NNA mengatakan serangan israel telah menciptakan "sabuk api" pada hari Selasa di sekitar pinggiran selatan Beirut. Sebelumnya, Lebanon mengatakan sedikitnya 3.823 orang telah tewas di negara itu sejak Oktober 2023, sebagian besar dari mereka tewas dalam beberapa minggu terakhir.

Di sisi lain, Hizbullah mengumumkan serangan terbaru terhadap pasukan Israel Selasa malam. Ini terjadi di tengah berita gencatan senjata antara kelompok Lebanon dan Israel setelah lebih dari setahun permusuhan dan dua bulan perang habis-habisan.

Dalam pernyataan terpisah, Hizbullah yang didukung Iran mengatakan para pejuangnya menargetkan kumpulan pasukan musuh Israel di seberang perbatasan di Shtula dan di Kiryat Shmona. Mereka diserang dengan roket.

Gaza Ditinggalkan

Prospek perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah Lebanon tanpa kesepakatan serupa dengan Hamas di Gaza telah membuat warga Palestina merasa terabaikan. Bahkan mereka takut bahwa Israel akan fokus pada serangannya di daerah kantong itu.

Perlu diketahui, Hizbullah yang didukung Iran mulai menembakkan rudal ke Israel sebagai bentuk solidaritas dengan Hamas setelah kelompok militan Palestina itu menyerang Israel pada Oktober 2023, yang memicu perang Gaza. Permusuhan di Lebanon telah meningkat drastis dalam dua bulan terakhir, dengan Israel meningkatkan serangan udara dan mengirim pasukan darat ke selatan Lebanon dan Hizbullah terus melancarkan serangan roket ke Israel.

Di saat diplomasi menemukan titik temu antara Israel dan Lebanon, warga Palestina merasa dikecewakan oleh dunia setelah 14 bulan konflik yang telah menghancurkan Jalur Gaza. Sampai saat ini sedikitnya 44.000 orang tewas di kantong Palestina itu.

"Itu menunjukkan Gaza adalah yatim piatu, tanpa dukungan dan belas kasihan dari dunia yang tidak adil," kata Abdel-Ghani, seorang ayah dari lima anak yang hanya menyebutkan nama depannya, dikutip Reuters.

"Saya marah terhadap dunia yang gagal membawa satu solusi bagi kedua wilayah," tambahnya.

"Mungkin, akan ada kesepakatan lain untuk Gaza, mungkin," ujarnya.

Gencatan senjata Israel-Hizbullah tanpa kesepakatan untuk Gaza akan menjadi pukulan bagi Hamas, yang para pemimpinnya berharap perluasan perang ke Lebanon akan menekan Israel untuk mencapai gencatan senjata yang komprehensif. Hizbullah bersikeras bahwa mereka tidak akan menyetujui gencatan senjata sampai perang di Gaza berakhir, tetapi mereka mencabut syarat itu.

"Kami memiliki harapan besar bahwa Hizbullah akan tetap teguh sampai akhir, tetapi tampaknya mereka tidak bisa," kata Tamer Al-Burai, seorang pengusaha Kota Gaza, yang seperti kebanyakan warga Gaza telah mengungsi dari rumahnya.

"Kami khawatir tentara Israel sekarang akan memiliki kebebasan di Gaza," tambahnya.

Perang meletus ketika orang-orang bersenjata Hamas menyerang komunitas Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang. Hamas mengatakan serangan dilakukan untuk membalas penjajahan Israel ke tanah mereka dan serbuan ke Masjid Al-Aqsa awal 2023.

Pada awal November, Qatar memberi tahu Hamas dan Israel bahwa mereka akan menghentikan upayanya untuk memediasi gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera sampai keduanya menunjukkan "kemauan dan keseriusan" untuk melanjutkan pembicaraan.

"Kami berharap perluasan perang berarti satu solusi untuk semua, tetapi kami ditinggalkan sendirian dalam menghadapi pendudukan (Israel) yang mengerikan," kata Zakeya Rezik, 56, seorang ibu dari enam anak.

"Sudah cukup, kami sudah kelelahan. Berapa banyak lagi yang harus mati sebelum mereka menghentikan perang? Perang Gaza harus dihentikan, orang-orang dibantai, kelaparan, dan dibom setiap hari," isaknya.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Roket Israel Hantam Kota Beirut, 5 Petugas Medis Tewas

Next Article Apa Itu 'Garis Biru' Perang Hizbullah-Israel yang Diteriakkan AS-Arab?

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|