Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) Julfi Hadi mengungkapkan bahwa Indonesia menyimpan hingga 40% cadangan panas bumi yang ada di dunia atau mencapai sebanyak 24 Giga Watt (GW). Hal ini karena Indonesia merupakan negara yang dilintasi oleh pegunungan api.
"Indonesia adalah negara geothermal. 40% dari reserve di dunia ada di Indonesia Sekitar 24 gigawatt reserve ada di Indonesia," jelasnya kepada CNBC indonesia dalam program Energy Corner, dikutip Senin (11/11/2024).
Walaupun begitu, Julfi mengatakan, pemanfaatan panas bumi di Indonesia saat ini masih belum maksimal. Padahal, panas bumi dalam negeri sendiri bisa menjadi sumber energi strategis di Indonesia.
"Tapi seperti pernyataan tadi, hanya 10% baru bisa dipakai. Jadi opportunity yang sangat besar ada di depan kita Kita punya indigenous resource yang juga mempunyai characteristic baseload. Nah ini penting, karena the only proven renewable baseload yang ada adalah dari geothermal," kata Julfi.
Indonesia sejatinya sudah memiliki pengalaman dalam mengelola sumber energi panas bumi selama 40 tahun lamanya. Maka, panas bumi yang memiliki karakteristik risiko tinggi bisa diatasi dengan pengalaman Indonesia tersebut.
"Indonesia sudah mempunyai 40 tahun pengalaman drilling, eksplorasi, develop geothermal. Jadi kita mengerti sekali pekerjaan geothermal Jadi kalau dibilangin high risk, kita sudah bisa mengganti bisnis model kita. Kita lebih sensitif terhadap risk, juga ada teknologi membuat geotermal itu bukan high risk lagi," tegas Julfi.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan, Indonesia bisa memiliki sederet keuntungan dengan memiliki potensi sumber energi panas bumi ini, salah satunya yaitu terkait lapangan kerja.
Dia menyebut, sumber energi panas bumi ini mampu menciptakan hingga 900 ribu lapangan kerja di dalam negeri. "Pembangunan PLTP tersebut telah menciptakan lapangan pekerjaan kurang lebih sekitar 900 ribu," jelas Bahlil dalam 10th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2024, di JCC, Rabu (18/9/2024).
Tak hanya itu, dia mengungkapkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) juga memberikan kontribusi pada Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp 16 triliun per tahun.
Begitu juga dari sisi dampak lingkungan, Bahlil mengatakan PLTP dalam negeri juga berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon (CO2) sebesar 17,4 juta ton per tahun.
"(PLTP) mampu memberikan kontribusi kepada negara kurang lebih sekitar Rp 16 triliun. Tidak hanya dampak ekonomi, PLTP juga telah berkontribusi untuk mengurangi 17,4 juta ton CO2 per tahun di Indonesia," bebernya.
Hal itu, lanjut Bahlil, sejalan dengan salah satu arahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk mendorong bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) di dalam negeri.
"Bapak Presiden, kami melaporkan khusus menyangkut energi baru terbarukan ini menjadi salah satu yang diperebutkan sekarang pak, di kawasan Asia Tenggara. Karena hari ini, semua dunia lagi sedang mengejar manufaktur yang berorientasi pada energi baru terbarukan dan harus green industry. Indonesia mempunyai potensi yang cukup besar terhadap energi baru terbarukan dan kita mempunyai storage carbon CO2 ini yang tidak dimiliki oleh negara lain," tuturnya di hadapan Presiden Jokowi yang juga turut dalam acara pembukaan IIGCE 2024 tersebut.
(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Bahlil Sebut Pengusaha Panas Bumi Balik Modal Dalam 10 Tahun
Next Article RI Punya Harta Karun Top 2 Dunia Tapi Tersandera, Ini Biang Keroknya