Jakarta, CNBC Indonesia - Apple kabarnya sudah menghentikan produksi headset Vision Pro generasi pertama, menyusul laporan penurunan permintaan dan pemotongan produksi beberapa bulan yang lalu.
Pada Oktober tahun lalu, The Information melaporkan bahwa Apple tiba-tiba mengurangi produksi headset Vision Pro menjelang rencana untuk menghentikan pembuatan versi perangkat ini sepenuhnya pada akhir tahun 2024.
Dengan bergantinya tahun, berarti perangkat mixed reality tersebut sudah tidak lagi diproduksi secara aktif, demikian dikutip dari Macrumors, Jumat (3/1/2025).
Mengutip beberapa orang yang terlibat langsung dalam pembuatan komponen untuk headset tersebut, laporan mengatakan bahwa pengurangan produksi dimulai pada awal musim panas.
Hal ini menunjukkan bahwa Apple kini memiliki jumlah unit Vision Pro yang cukup dalam inventarisnya untuk memenuhi permintaan sisa masa pakai hingga 2025.
Secara historis, bukan hal yang aneh bagi Apple untuk melakukan hal ini dengan produk yang permintaannya rendah, seperti iPhone 12 mini .
Vision Pro dilaporkan mengalami penurunan permintaan karena konten yang tidak memadai dan harganya yang tinggi.
The Information mengatakan bahwa pemasok Vision Pro kini telah memproduksi komponen yang cukup untuk sekitar 500.000 hingga 600.000 headset.
Beberapa pabrik menghentikan produksi komponen Vision Pro sejak Mei berdasarkan perkiraan penjualan Apple dan gudang-gudang masih dipenuhi puluhan ribu komponen yang belum terkirim.
Apple dikabarkan telah memberi tahu Luxshare, perusahaan China yang bertindak sebagai perakit Vision Pro, bahwa mereka harus menghentikan produksi pada bulan November 2024.
Luxshare memproduksi sekitar 1.000 headset Vision Pro per hari hingga bulan Oktober, yang berarti setengah dari jumlah yang diproduksi pada puncaknya. Apple tampaknya masih dapat melanjutkan produksi Vision Pro jika penjualan meningkat karena jalur produksi belum dibongkar.
Selain itu, Apple konon telah menangguhkan pengerjaan Vision Pro generasi kedua selama setidaknya satu tahun untuk fokus mengembangkan headset berbiaya rendah.
Menariknya, Apple meminta para pemasok untuk bersiap memproduksi empat juta headset berbiaya rendah selama masa pakai produk masa depan.
Jumlah ini adalah setengah dari jumlah total Vision Pro yang diminta Apple untuk diproduksi oleh para pemasok, yang menunjukkan bahwa ekspektasi penjualan bahkan lebih rendah untuk headset yang lebih murah.
Lemahnya permintaan untuk Vision Pro disebabkan oleh harga yang tinggi yaitu US$3.499 (Rp 56 juta) dan ekosistem konten yang tidak memadai.
CEO Apple Tim Cook menggambarkan perangkat tersebut sebagai produk untuk pengguna awa (early adopter), yang menyasar pengguna yang tertarik pada teknologi mutakhir daripada pasar massal yang lebih luas.
(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Tim Cook 'Lobi-lobi' Demi Muluskan Penjualan Iphone 16 di RI
Next Article Cek Tampilan iPhone 16 dari Berbagai Sisi, Baru Rilis Semalam