Bos BRI Blak-Blakan Alasan Tutup Kantor Cabang

1 week ago 12

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) telah memutuskan untuk menutup sebagian kantor cabangnya, guna melakukan transformasi digital. Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan layanan kantor cabang yang ditutup itu kemudian dialihkan kepada para agen BRILink yang tersebar di warung-warung.

Menurut Sunarso, transformasi BRI ini merupakan tahapan yang kedua, yang disebut BRIvolution 2.0. Aspirasinya, BRI ingi menjadi the most valuable banking group in Southeast Asia and champion of financial inclusion. Sunarso menekankan, dalam fase ini, inklusi menjadi kunci.

"Maka kemudian, kita menutup cabang sebenarnya dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat yang kita kemas dalam rangka financial inclusion. Maka kemudian agen BRILink dimaksudkan untuk memastikan terjadinya sharing ekonomi, pertumbuhan ekonomi yang secara inklusif melibatkan partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya," terang Sunarso di segmen Money Talks Power Lunch CNBC Indonesia, Selasa (5/11/2024).

Ia mengungkapkan, hasil riset BRI menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia belum sepenuhnya digital. Masih lebih banyak yang menyukai layanan perbankan lewat agen.

"Bahkan, jangankan digital. Ke bank aja masih enggan gitu, masih lebih senang lewat warung-warung yang sifatnya ada dekat dengan rumahnya, tetangganya, seperti itu. Tapi intinya adalah masih butuh physical presence dan kemudian juga personal touch," pungkas Sunarso.

Sunarso menggambarkan, agen BRILink persis seperti layanan kantor cabang BRI yang sesungguhnya, namun dalam bentuk agen. Agen-agen tersebut bisa berupa warung, toko kelontong, dan lain sebagainya.

"Tujuannya adalah supaya menjangkau masyarakat lebih luas, lebih dalam, dan lebih murah dengan tujuan meningkatkan inklusi keuangan tadi di wilayah-wilayah terutama yang tidak terjangkau oleh layanan bank secara formal," imbuh Sunarso.

Ia mengungkapkan, saat ini agen BRILink terus bertumbuh dan jumlahnya sudah mencapai 1.022.000 agen di seluruh Indonesia pada tahun ini. Padahal, Sunarso mengingat pada tahun 2015, jumlah agen BRILink masih sekitar 75.000.

Sisi bisnisnya juga menggiurkan. Sunarso membeberkan pada tahun lalu, BRI menerima fee sebesar Rp1,5 triliun dari agen BRILink.

Ia mengatakan agen menerima sekitar dua kali lipat dari fee yang diterima BRI tersebut. Karena, porsi fee yang diterima mereka lebih besar daripada yang diterima oleh BRI. Sunarso memperkirakan agen BRILink di seluruh Indonesia meraup sekitar Rp2,5 triliun hingga Rp3 triliun.

Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Indonesia masih banyak yang butuh layanan secara fisik. Sebab, volume transaksi lewat agen BRILink selama 2023 tembus Rp1.427 triliun. Sementara tahun ini, volume transaksi agen BRILink hingga September saja sudah mencapai Rp1.170 triliun.

"Itulah kehadiran BRI dengan agen dengan merelakan menutup sebagian cabang-cabangnya dan bisa tetap melayani masyarakat justru lebih dalam, lebih luas, dan kemudian lebih menjangkau masyarakat lebih banyak. Dan ternyata transaksi lewat warung-warung itu volumenya sangat besar," imbuh Sunarso.


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Cara Bank "Ubah" Kantor Cabang Saat Transaksi ATM Sepi

Next Article Mantap! Sunarso Dinobatkan Sebagai The Best CEO dari Finance Asia

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|