Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa perancang chip Qualcomm pada Rabu (6/11) memaparkan prediksi penjualan dan profit pada kuartal saat ini yang melampaui estimasi Wall Street.
Kinerja moncer tersebut didapatkan dari maraknya gelombang peluncuran HP flagship asal China yang memanfaatkan chip Snapdragon premium buatan Qualcomm.
Saham perusahaan terpantau naik 5,5% dalam perdagangan Rabu (6/11). Saham Qualcomm sempat melonjak 12% pasca laporan tersebut dan pengumuman rencana pembelian saham kembali (buyback) senilai US$15 miliar.
Perusahaan berbasis San Diego tersebut merupakan penyuplai chip smartphone terbesar di dunia. Pemulihan pasar smartphone dalam beberapa kuartal terakhir berkat adaptasi teknologi AI telah membawa berkah bagi bisnis Qualcomm.
Secara spesifik, klien dari China dikatakan berkontribusi terhadap 46% pendapatan Qualcomm pada tahun fiskal saat ini, dikutip dari Reuters, Kamis (7/11/2024).
Saat ditanya apakah aksi borong perusahaan China ke Qualcomm karena ada ketakutan soal kenaikan tarif pajak pemerintahan yang baru di bawah kepemimpinan Donald Trump, Qualcomm menampik.
Eksekutif Qualcomm mengatakan tak yakin prospek kenaikan pajak untuk untuk barang-barang China berpengaruh pada kenaikan penjualan.
Trump telah melontarkan rencana untuk menerapkan tarif menyeluruh sebesar 10% hingga 20% pada hampir semua impor, serta tarif 60% khusus untuk barang-barang impor China. Hal ini dikatakan merupakan upaya untuk meningkatkan kekuatan manufaktur AS.
"Kebijakan Trump memang menimbulkan risiko bagi industri semikonduktor yang lebih luas, namun masih harus dilihat apakah dia mengizinkan pengambilalihan Taiwan oleh China dan apakah tarif agresif benar akan diterapkan," kata Angelo Zino, wakil presiden dan analis ekuitas senior di CFRA Research.
Qualcomm memperkirakan penjualan dan laba yang disesuaikan untuk kuartal fiskal pertama dengan titik tengah $10,90 miliar dan $2,95 per saham. Wall Street memperkirakan $10,59 miliar dan $2,86 per saham, menurut data dari LSEG.
Untuk kuartal fiskal keempat yang berakhir pada 29 September, Qualcomm mengatakan penjualan dan laba yang disesuaikan adalah $10,24 miliar dan $2,69 per saham, mengalahkan ekspektasi analis sebesar $9,91 miliar dan $2,56 per saham.
Qualcomm telah memiliki kesepakatan untuk menjual chip ke Apple hingga setidaknya 2026 mendatang. Wall Street juga terus mengawasi upaya Qualcomm untuk melakukan diversifikasi ke sektor laptop dan data center AI sebelum perusahaan kehilangan pendapatan dari Apple di masa depan.
Untuk saat ini, peluncuran ponsel-ponsel Android dari China seperti Xiaomi, Oppo, dan Vivo, telah membantu menaikkan prediksi kinerja Qualcomm, menurut managing director di Rosenblatt Securities Kevin Cassidy.
Qualcomm pada pekan ini juga menyepakatai lisensi baru dengan Transsion Holdings yang berbasis di Shenzhen. Payung pabrikan ponsel Infinix, Tecno, dan Itel itu menyasar pasar negara berkembang dan menawarkan perangkat dengna harga terjangkau.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Huawei Bersiap Saingi Chip AI Buatan Nvidia
Next Article AS Takut Makin Ketinggalan, Setop Aliran Duit ke Teknologi China