Home > Gaya Hidup Sunday, 05 Oct 2025, 19:21 WIB
Biaya pendidikan terus mengalami peningkatan yang cukup tinggi sehingga, terkadang dana yang sudah disiapkan tidak cukup.

MAGENTA -- Di tengah kesibukan pekerjaan, mengurus anak, membayar cicilan rumah atau kendaraan, kebutuhan rumah tangga, dan aneka tagihan lainnya, kita juga harus menyiapkan dana untuk pendidikan tinggi anak dan dana untuk masa pensiun. Menyiapkan dana pendidikan anak menjadi salah satu tugas besar setiap orang tua di antara berbagai tuntutan kebutuhan keuangan lainnya.
Namun, menyiapkan dana pensiun juga penting agar kita tidak menjadi beban bagi anak di masa tua kelak. Keduanya penting dan membutuhkan dana yang besar. Lantas, mana yang harus didahulukan?
Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Krizia Maulana membagikan tip mengatur dana pendidikan anak dan dana pensiun.
Tip Mengatur Dana Pendidikan Anak dan Dana Pensiun
• Isi penuh dulu pos dana darurat
Sebagai orang tua, kita ingin agar anak-anak kita memiliki kehidupan yang lebih baik dibandingkan kita, orang tuanya. Pendidikan tinggi merupakan salah satu faktor pendukung masa depan yang baik.
Namun, biaya pendidikan terus mengalami peningkatan yang cukup tinggi sehingga, terkadang dana yang sudah disiapkan tidak cukup. Di saat seperti ini, ada saja orang tua yang menggunakan simpanan dana pensiunnya untuk menutupi kekurangan biaya pendidikan.
"Hal seperti ini tidak seharusnya terjadi jika persiapan dana pendidikan sudah memperhitungkan faktor inflasi. Namun, jika terpaksa, sebaiknya ambil dari pos dana darurat," kata Krizia dikutip dari magenta.republika.co.id
Sangat tidak disarankan untuk mengambil dari pos dana pensiun karena akan mengorbankan kesejahteraan kita di masa depan sekaligus menambah beban keuangan anak (dalam menanggung kebutuhan orang tua di usia lanjut kelak). Oleh karena itu, mengisi penuh pos dana darurat menjadi keharusan bagi setiap rumah tangga agar pengeluaran tak terduga tidak mengganggu pos keuangan lainnya.
BACA JUGA: Survei: Mayoritas Pensiunan Indonesia Masih Butuh Sokongan Keluarga