Jakarta, CNBC Indonesia - Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menyepakati pembagian dividen sebesar Rp 345 per lembar saham. Jumlah tersebut setara Rp 51,74 triliun atau 85% dari laba bersih tahun buku 2024.
Dengan jumlah ini, secara historis BBRI menjadi emiten Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang konsisten membagikan dividen selama beberapa tahun terakhir, termasuk menyetor dividen untuk negara.
Seperti diketahui, kepemilikan negara terhadap saham BBRI tercatat sebanyak 53,19%. Dengan pembagian dividen ini, maka negara berhak meraih setoran dividen sekitar Rp 27,52 triliun.
Bila ditelusuri, berikut ini merupakan setoran dividen oleh BRI ke kas negara sejak tahun 2014:
2014: Rp 3,60 triliun
2015: Rp 4,13 triliun
2016: Rp 4,36 triliun
2017: Rp 6,00 triliun
2018: Rp 7,47 triliun
2019: Rp 9,52 triliun
2020: Rp 11,77 triliun
2021: Rp 6,92 triliun
2022: Rp 14,04 triliun
2023: Rp 23,23 triliun
Tingginya dividen BRI tersebut tentu menjadi daya tarik bagi investor di tengah kondisi volatilitas pasar. Terlebih lagi, fokus sebagian investor sudah mulai menuju libur lebaran dan persiapan lebaran, sehingga sebagian investor cenderung melakukan aksi jual saham atau taking profit ataupun menunda transaksi untuk fokus terhadap momen lebaran.
Analis Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta mengatakan, secara historikal, BBRI cukup rajin membagikan dividen yang benar-benar menarik bagi para pelaku investor. Apalagi, pada beberapa waktu sebelumnya atau pada tahun 2023 saja BBRI memiliki Dividen Payout Ratio (DPR) sekitar 85%.
"Jadi memang semestinya di tahun ini, khususnya untuk tahun 2024, itu potensi DPR bisa 80-85%.Jadi itu bisa menarik minat daripada para pelaku investor untuk mengakumulasikan saat BRI tersebut. Seperti itu, tetap menjadi daerah investor di tengah kualitas market, karena kan DPR-nya tinggi," ujar dia kepada CNBC Indonesia, Senin (24/3/2025).
Dia melanjutkan, secara fundamental, BBRI diprediksikan akan mengalami pertumbuhan yang solid pada masa mendatang. Dari sisi net margin, net interest margin, maupun harga saham, BBRI masih berada dalam fase konsolidasi.
"Jadi setidaknya BRI masih mampu menjaga stabilitas pegangan harga saham BRI tersebut," jelasnya.
Bahkan, lanjut dia, apabila harga saham BBRI sudah jauh di bawah value, harusnya ini menjadi waktu yang tepat bagi para investor untuk akumulasi beli. Menurutnya, dengan adanya Dividend Payout Ratio yang menarik, harusnya hal ini bisa menjadi sinyal positif para investor pemegang saham BBRI.
"Karena ini benar-benar memungkinkan bahwasanya BRI berkomitmen penuh dalam menerapkan good capital balance. Untuk menjaga kepercayaan dari para pelaku investor," tandas dia.
(dpu/dpu)
Saksikan video di bawah ini:
Video: BRI Sabet 5 Penghargaan di RBI Asia Trailblazer Awards 2025
Next Article Video: 9M-2024, BRI Sukses Cetak Laba Rp 45,36 Triliun