Donald Trump Menang Pemilu AS, Ini Keuntungan bagi Elon Musk

1 month ago 19

Jakarta, CNBC Indonesia - Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden di Amerika Serikat pada November 2024 memberikan keuntungan tersendiri bagi miliarder Elon Musk.

Pemilik perusahaan otomotif Tesla dan pesawat ulang alik Space X itu menjadi pendukung Trump, bahkan aktif menunjukkan sikapnya selama Trump berkampanye politik.

Musk bahkan membentuk komite politik bernama America Pac. Ia juga dilaporkan menggelontorkan uang hampir US$75 juta untuk mendukung kampanye Trump melalui komite itu.

Musk juga sempat terkena kasus dugaan pelanggaran Pemilu AS karena membagi-bagikan uang US$1 juta setiap hari kepada masyarakat yang menandatangani petisi online terkait Pemilu AS.

Pemilik platform X itu turut juga diduga mengerahkan perusahaannya untuk menyebarkan informasi sesat terkait Pemilu AS yang menguntungkan Trump.

Organisasi non-profit Center for Countering Digital Hate melaporkan klaim sesat Musk telah meraup 2 miliar view di media sosial X, dan sejumlah pakar mengatakan efeknya tertular ke platform lain seperti Reddit dan Telegram.

Keuntungan bagi Elon Musk

Dengan besarnya dukungan Musk selama berkampanye, Trump diduga akan membalas budi. Trump sudah mengatakan secara terbuka ia mempertimbangkan jabatan khusus untuk Musk jika terpilih sebagai Presiden AS.

Trump mempertimbangkan untuk membentuk komisi yang terdiri dari para pemimpin bisnis terkemuka untuk memeriksa anggaran pemerintah dan menemukan program-program yang perlu dipotong.

Kelompok yang diberi nama "komisi efisiensi pemerintah" itu bertujuan untuk menekan regulasi dan pengeluaran.

Selain mendapat jabatan khusus, Musk yang merupakan orang terkaya di dunia dengan segelintir raksasa bisnis itu juga sepertinya akan diuntungkan dengan kemenangan Trump.

NBC melaporkan, Musk akan mendapat keuntungan dari segi pajak, perizinan teknologi baru, hingga kontrak pemerintah dengan SpaceX yang bisa diperpanjang.

Beberapa regulator yang berbicara ke NBC dengan identitas anonim mengatakan Musk bisa mencoba menekan kebijakan AS untuk keuntungan bisnisnya. Mereka khawatir Musk akan membuat pemerintah melunak ke China dalam memperkuat pembatasan ekspor.

Sebab, Tesla yang merupakan perusahaan Musk memiliki kepentingan bisnis dengan China. Tesla bergantung dengan China dalam hal produksi maupun pasar yang besar.

Soal pajak, Trump juga blak-blakan mengatakan keinginannya untuk menjaga pajak tetap rendah bagi korporasi besar dan orang-orang kaya seperti Musk.

Pada April lalu, Trump mengatakan ia ingin memperpanjang kebijakan kebijakan pemotongan pajak untuk perusahaan yang sudah ditelurkan pada pemerintahannya pada 2017 lalu. Kala itu, Trump memangkas pajak perusahaan dari 35% menjadi 21%.

Beberapa perusahaan Musk yang kini bermasalah dan ditekan pemerintah juga berpotensi dilonggarkan.

Misalnya soal isu keamanan sistem otomatis Tesla yang kini diselidiki oleh Departemen Kehakiman AS (DOJ) dan Lembaga Keamanan Lalu Lintas Nasional (NHTSA).

Perusahaan lainnya, SpaceX, juga dituntut DOJ atas dugaan diskriminasi terhadap para pengungsi dalam proses perekrutan. Pekerja Tesla juga dilaporkan menghadapi diskriminasi ras di fasilitas perusahaan di California.

Ada banyak masalah perusahaan Musk, seperti lisensi SpaceX, kontrak satelit internet Starlink, hingga kecelakaan kerja di perusahaan. Berbagai isu ini bisa jadi 'diringankan' dengan kemenangan Trump.

"Jika dia [Trump] kalah, saya sengsara," kata Musk dalam talk show bersama Tucker Carlson beberapa saat lalu.


(hsy/hsy)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Jika Trump Menang, China Terancam Dalam Sektor Teknologi

Next Article Joe Biden Habis Kena 'Roasting' Elon Musk, Disebut Mau 'Mancing'

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|