Indonesia Kaya Energi Terbarukan, Nambah 75 GW Gak Mustahil!

3 weeks ago 11

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber Energi Baru Terbarukan (EBT). Hal itu didukung oleh salah satu fakta bahwa Indonesia menyimpan 'harta karun' berupa panas bumi terbesar kedua di dunia, yang mana Indonesia menyimpan cadangan hingga 40% panas bumi dunia.

Tak hanya panas bumi, Indonesia juga memiliki sejumlah jenis energi terbarukan lainnya, seperti angin, air, surya atau matahari, hingga bioenergi.

Melimpahnya sumber energi terbarukan tersebut, pemerintah pun saat ini menargetkan tambahan kapasitas pembangkit listrik berbasis energi terbarukan sebesar 75 Giga Watt (GW) hingga tahun 2040.

Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia (APLSI) menilai target pemerintah untuk mencapai tambahan kapasitas listrik basis energi terbarukan sebesar 75 GW tersebut bukan lah hal mustahil untuk dicapai.

Ketua Umum APLSI Arthur Simatupang mengungkapkan, Indonesia sendiri merupakan negara yang dikelilingi oleh gunung api atau berada di ring of fire, sehingga sumber energi panas bumi bisa dimaksimalkan pemanfaatannya.

"Jadi panas bumi merupakan salah satu potensi sumber energi terbarukan yang tersebar di seantero Indonesia," ungkapnya kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, Selasa (10/12/2024).

Selain panas bumi, Arthur juga membeberkan sederet potensi energi terbarukan yang bisa dimanfaatkan untuk mencapai target tambahan kapasitas listrik energi terbarukan 75 GW tersebut, antara lain sumber energi angin, air, hingga sumber energi surya.

"Kita tahu seperti contohnya pembangkit listrik tenaga angin yang sudah terjadi di Sulawesi Selatan, di Jeneponto, itu masih bisa direplikasi lagi, karena Indonesia Timur mempunyai potensi pengembangan energi dari sisi sumber tenaga angin itu sangat banyak. Kemudian kita juga melihat dari 75 GW itu juga titik beratnya pada hidro dan juga dari sisi tenaga surya atau solar PV," katanya.

Apalagi, Indonesia juga memiliki target untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE )pada tahun 2060 mendatang. Arthur menilai, potensi energi terbarukan di dalam negeri juga bisa mendukung tercapainya target NZE.

"Jadi itu sumber-sumber yang sebetulnya masih sangat bisa dikembangkan dan ditingkatkan untuk menggantikan atau mencapai target net zero Indonesia yang lebih menitik beratkan pengembangan energi berbasis hijau atau energi terbarukan," tandasnya.

Seperti diketahui, target tambahan kapasitas listrik berbasis energi terbarukan sebesar 75 GW hingga 2040 di Indonesia pertama kali dilontarkan oleh Utusan Khusus Presiden untuk Perubahan Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo pada Pembukaan Paviliun Indonesia di COP29 di Baku, Azerbaijan, Senin (11/11/2024) lalu.

Hashim menyebut, hingga 2040 RI akan menambah 100 GW pembangkit listrik baru, di mana 75% atau sebesar 75 GW akan disuplai dari energi terbarukan.

"Akan ada program baru yang ditawarkan Pemerintahan Presiden Prabowo kepada dunia. Pertama, akan ada 100 Giga Watt energi baru yang akan diimplementasikan oleh pemerintahan baru dalam 15 tahun ke depan, di mana 75% atau 75 Giga Watt akan berasal dari energi terbarukan," paparnya saat menjadi pembicara kunci saat pembukaan Paviliun Indonesia di COP29 di Baku, Azerbaijan, Senin (11/11/2024).

Dia memaparkan, tambahan sebesar 75 GW pembangkit listrik baru sampai 2040 ini berupa energi terbarukan, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Dan selebihnya 22 GW berasal dari gas dan bahkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sebesar 5 GW.

"Ini komitmen kita. Ini komitmen pemerintahan baru," ujarnya.

Hashim pun sempat menyebut, energi terbarukan ini sebagai salah satu upaya mendukung target pertumbuhan ekonomi 8% per tahun yang dicanangkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

"Presiden Prabowo memiliki visi pertumbuhan ekonomi 8% ke atas per tahun dan memastikan ketahanan energi hijau dan pembangunan yang inklusif untuk semua warga Indonesia," ucapnya.


(wia)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Bangun 75 GW Pembangkit Hijau, Prabowo Harus Atasi Masalah Ini!

Next Article 1 Dekade Investasi Panas Bumi RI Tembus Rp 133,52 Triliun

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|