Keluarga Batak Ini Beli Emas 1 Ton Hasil Nabung, Ludes Dicuri Orang

18 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah ketidakpastian ekonomi global, emas membuktikan diri sebagai salah satu instrumen investasi paling menjanjikan. Bahkan hingga hari ini, harga emas mencetak rekor tertinggi, menembus angka Rp1,7 juta per gram.

Melonjaknya harga emas tiap tahun membuat banyak orang mulai melirik emas. Terkait hal ini, keluarga Batak yang sudah berbeda generasi bisa menjadi contoh baik bagaimana perolehan uang tak dipakai foya-foya, tetapi untuk investasi emas.

Tak tanggung-tanggung, total emas yang ditabung selama ratusan tahun sudah mencapai 1 ton. Jika dirupiahkan, maka senilai dengan Rp1,6 T pada masa kini.

Perkenalkan, ini dia keluarga Sisingamangaraja yang eksis dari tahun 1530 sampai 1876.

Hobi Koleksi Emas

Keluarga Sisingamangaraja merupakan penguasa Negeri Toba di Tanah Batak. Orang nomor satunya disebut Raja Sisingamangaraja, yang dimulai oleh Sisingamangaraja I (1530) hingga Sisingamangaraja XII (1876). Alias sudah berjalan 12 generasi atau 346 tahun.

Selama berkuasa, Sisingamangaraja mempunyai hak absolut atas perdagangan kapur barus. Kala itu, Tanah Batak jadi pusat produksi kapur barus selain di Semenanjung Melayu dan Borneo. Dari sana, terjadi ekspor kapur barus yang diminati banyak orang. Bahkan, tanaman itu punya kedudukan penting dalam Islam dan disebut dalam Al-Quran.

Tak heran, jika harga kapur barus di pasar global sangat mahal. Siapapun yang menguasai perdagangan kapur bisa dipastikan kaya raya, termasuk keluarga Batak Sisingamangaraja.

Augustin Sibarani dalam Perjuangan Pahlawan Nasional Sisingamangaraja XII (1988) mencatat, sejak Sisingamangaraja I berkuasa pada 1530 kerajaan sudah memperdagangkan kapur barus ke pedagang Arab dan Eropa untuk dipasarkan ke seluruh dunia. Perlahan, kerajaan kelak tak hanya berdagang, tetapi juga sukses memonopoli pasar kapur barus di Sumatra Utara.

Semua ini praktis membuat Sisingamangaraja kaya raya. Hanya saja, kekayaan tersebut tak dihamburkan-hamburkan. Dalam bayangan orang, raja sudah pasti hidup mewah bergelimang harta di Istana. Namun, hal ini tak terjadi pada trah Sisingamangaraja.

Dari Sisingamangaraja I hingga Sisingamangaraja XII semua punya hobi sama, yakni menabung emas dan perhiasan.

"Raja-raja Sisingamangaraja dari mulai yang ke-1 hingga ke-10, semuanya suka mengumpulkan Blue Diamonds dari Ceylon. Lalu juga Intan-intan Ceylon yang dibawa untuk dari India melalui Barus. Intan-intan Ceylon ini besarnya seperti telur burung," tulis Augustin Sibarani.

Memang tak diketahui pasti alasan mereka menabung emas. Namun pastinya tabungan emas mereka sangat menumpuk. Hal ini diceritakan lebih lanjut lewat berbagai kronik saat terjadi serangan orang-orang Padri tahun 1818.

Menurut Mangaraja Onggang Parlindungan dalam Tuanku Rao (1964), para penyerang dari Padri yang sudah melumpuhkan basis pertahanan Sisingamangaraja mengambil semua perhiasan dan emas.

Seluruhnya diangkut oleh 17 kuda. Setiap kuda bisa membawa lebih kurang 60 Kg emas. Alias total emas yang diangkut mencapai 1 ton emas yang jika dirupiahkan sekarang seharga Rp1,6 Triliun.

Ini belum memperhitungkan emas yang diselamatkan keluarga Sisingamangaraja saat terjadi penyerangan. Kala itu, pihak keluarga menaruh perhiasan kerajaan ke dalam wadah penanak nasi super besar. Wadah tersebut ditaruh di tempat rahasia dan hanya diketahui beberapa orang saja.

Aksi penyerangan lantas membuat trah Sisingamangaraja berakhir di generasi ke-12. Sisingamaraja XII tewas di tangan Belanda dan mengakhiri sejarah panjang trah keluarga tersebut di Tanah Batak. Berakhirnya kekuasaan membuat harta segunung milik kerajaan lepas ke tangan orang lain, termasuk Ratu Victoria di Inggris. Dipercaya harta Sisingamangaraja dipakai di mahkota penguasa Inggris tersebut.

"Perhiasan bisa sampai di Inggris karena dibawa oleh seorang bekas tentara Padri yang melarikan diri ke Kelang di Malaysia dan di sana menjualnya," ungkap Augustin.


(dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Emas Banyak Diburu Investor Hingga Bank Sentral Dunia

Next Article Video: Harga Emas Makin Berkilau, Saham Emitennya Ikut Melambung?

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|