Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan milik Warren Buffett, Berkshire Hathaway kembali melanjutkan aksi jual saham pada kuartal III-2024 ini. Perusahaan holding multinasional itu kembali melepas kepemilikannya di saham Apple, menambah kas menjadi US$325,2 miliar (Rp5.102,06 triliun)
Dalam laporan triwulanannya pada hari Sabtu, Berkshire mengatakan telah menjual sekitar 100 juta, atau 25%, dari saham Apple selama musim panas, dan pada akhirnya melepas sekitar 300 juta selama sembilan bulan pertama tahun ini.
Berkshire kini telah menjual lebih dari 600 juta saham produsen iPhone itu pada tahun 2024. Kendati demikian, saham Apple tetap menjadi saham dengan kepemilikan terbesar di perusahaan Buffett itu, dengan jumlah US$69,9 miliar.
Secara keseluruhan, Berkshire telah menjual saham dengan nilai US$36,1 miliar. Itu mencakup beberapa miliar dolar saham Bank of America. Sedangkan pembelian saham Berkshire tahun ini hanya tercatat sebesar US$1,5 miliar.
Aksi lego saham besar-besaran ini telah dilakuka Berkshire selama delapan kuartal beruntun.
Konglomerat yang berbasis di Omaha, Nebraska juga tidak melakukan pembelian kembali atau buyback saham untuk pertama kalinya sejak kuartal kedua 2018. Buffett juga tidak melakukan pembelian ulang saham dalam tiga minggu pertama Oktober.
"Berkshire adalah mikrokosmos dari ekonomi yang lebih luas... Penimbunan uang tunai ini menunjukkan adanya pemikiran 'berisiko', dan investor mungkin khawatir apa artinya bagi ekonomi dan pasar."," kata Cathy Seifert, seorang analis di CFRA Research di New York, dikutip dari Reuters, Rabu (6/11/2024).
Adapun saham Kelas A Berkshire naik 25% tahun ini, sedangkan Standard & Poor's 500 baru telah meningkat 20%.
Valuasi yang meningkat telah memicu kekhawatiran di antara beberapa investor bahwa banyak saham menjadi terlalu mahal.
Uang kas Berkshire sekarang ini telah tumbuh dari US$276,9 miliar pada akhir Juni. Jumlah kas ang sekarang juga telah tumbuh lebih dari 10 kali lipat dari bantalan sebesar US$30 miliar yang dijanjikan Buffett untuk ditahan.
Meskipun punya timbunan uang kas yang fantastis tersebut, Buffett tidak melakukan akuisisi besar baik melalui Berkshire secara konsolidasi maupun melalui entitas usahanya.
Jim Shanahan, seorang analis di Edward Jones di St. Louis, mengatakan penimbunan uang yang bengkak ini "menimbulkan pertanyaan tentang apakah Buffett berpikir bahwa saham dinilai terlalu tinggi atau penurunan ekonomi akan datang, atau sedang mencoba membangun uang tunai untuk akuisisi besar."
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:
Wow! Warren Buffett Miliki Surat Utang Lebih Banyak Daripada The Fed
Next Article Gencar Ekspansi di RI, Saham BYD Malah Dilego Warren Buffett