Nasib Rupiah Hari Ini Tertuju Pada Keputusan Bank Indonesia!

1 month ago 17

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada siang hari ini, Rabu (18/12/2024) Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan suku bunga yang akan mempengaruhi gerak rupiah dalam melawan dolar Amerika Serikat (AS) 

Adapin, rupiah terpuruk di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Selasa (17/12/2024). Melansir data Refinitiv, pada penutupan perdagangan hari ini (17/12/2024) rupiah melemah hingga 0,41% ke level Rp16,060/US$.

Sepanjang sesi perdagangan, nilai tukar rupiah berfluktuasi hingga sentuh level Rp16.000/US$ dan terkuat di posisi Rp16,068/US$. Pelemahan ini adalah yang terdalam sejak 6 Agustus 2024 dengan sebelumnya berada pada posisi Rp16.160/US$.

Siang ini para pelaku pasar menantikan apakah BI akan memangkas suku bunga atau BI ratenya atau kembali menahan suku bunganya. Adapun Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) diselenggarakan pada Selasa dan Rabu pekan ini (17-18 Desember 2024).

Konsensus CNBC Indonesia yang dihimpun dari 15 lembaga/institusi mayoritas memproyeksikan bahwa BI akan memangkas suku bunganya sebesar 25 bps ke level 5,75%. Sedangkan sebagian lembaga lainnya atau sebanyak enam institusi memproyeksi bahwa BI akan kembali menahan suku bunganya di level 6%.

Sebelumnya pada November 2024 lalu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, keputusan tersebut ditempuh sebagai upaya BI untuk menstabilkan nilai tukar rupiah dari dampak semakin tingginya ketidakpastian geopolitik dan perekonomian global, seusai kembali terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat. Oleh karena itu, BI kembali menahan suku bunganya di level 6%.

Perry menjelaskan, keputusan BI Rate yang pada bulan lalu ditahan karena mempertimbangkan risiko perekonomian global yang semakin tinggi disertai dengan meningkatnya ketegangan geopolitik dan fragmentasi perdagangan, seusai Trump kembali menduduki kekuasaan tertinggi di AS.

Perkembangan politik di AS ia perkirakan akan diikuti dengan arah kebijakan fiskal lebih ekspansif dan strategi ekonomi berorientasi domestik (inward looking policy), termasuk penerapan tarif perdagangan yang tinggi dan kebijakan imigrasi yang ketat.

Selain itu, The Federal Reserve (Fed) diperkirakan akan menurunkan suku bunga seperempat poin lagi, tepatnya pada 18 Desember 2024. Keputusan ini akan menandai pemotongan suku bunga tiga kali berturut-turut.

Adapun, semua kebijakan tersebut memangkas satu poin persentase penuh dari suku bunga dana federal sejak September lalu.

Sejauh ini, bank sentral AS tampaknya telah bergerak perlahan karena mereka mengkalibrasi ulang kebijakan setelah dengan cepat menaikkan suku bunga ketika inflasi mencapai titik tertinggi dalam 40 tahun.

Berdasarkan perangkat Fedwatch, peluang penurunan suku bunga The Fed pada pertemuan bulan ini adalah 95,4% untuk turun 25 basis poin menjadi 4,25%-4,5%.

Teknikal Rupiah 

Secara teknikal dalam basis waktu per jam, rupiah masih bergerak dalam tren penurunan setelah pekan lalu sempat menguji level Rp16.000/US$ secara intraday.

Kini potensi pelemahan terdekat bisa menguji ke resitance Rp16.180/US$ yang didapatkan dari high candle intraday 7 Agustus 2024. Sementara itu support terdekat atau potensi pembalikan arah menguat berada di MA200 atau di posisi Rp15.895/US$

Pergerakan rupiah melawan dolar AS dalam basis waktu per jamFoto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS dalam basis waktu per jam

CNBC INDONESIA RESEARCH 


(tsn/tsn)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Rupiah Terus Melemah, Pasar Waspadai Ini

Next Article Kabar Baik Datang Dari AS, Rupiah Siap Menguat Lagi!

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|