Raja Salman Cs Tiba-Tiba Ngamuk ke Israel soal Suriah, Kenapa?

3 weeks ago 11

Jakarta, CNBC Indonesia - Qatar, Irak, dan Arab Saudi melontarkan pernyataan keras kepada Israel, Senin (9/12/2024). Hal ini terjadi setelah Tel Aviv melakukan perampasan sejumlah wilayah Dataran Tinggi Golan Suriah pasca tumbangnya Presiden Bashar Al Assad di negara itu.

Kementerian Luar Negeri Qatar menyatakan bahwa Doha menganggap serangan Israel sebagai perkembangan yang berbahaya dan serangan terang-terangan terhadap kedaulatan dan persatuan Suriah. Lembaga itu menyebut manuver ini adalah pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional.

"Kebijakan memaksakan keadaan yang sudah terjadi yang dilakukan oleh pendudukan Israel, termasuk upayanya untuk menduduki wilayah Suriah, akan membawa kawasan tersebut ke dalam kekerasan dan ketegangan lebih lanjut," tambahnya dikutip Al Jazeera.

Serupa, Arab Saudi mengatakan bahwa tindakan Tel Aviv tersebut mengkonfirmasi adanya pelanggaran berkelanjutan Israel terhadap hukum internasional. Langkah ini juga menggarisbawahi tekad Tel Aviv untuk menyabotase Suriah dalam memulihkan keamanan, stabilitas, dan integritas teritorialnya.

"Kami meminta masyarakat internasional untuk mengecam kampanye Israel, dengan menekankan bahwa Dataran Tinggi Golan adalah wilayah Arab yang diduduki," tutur Riyadh.

Iraq juga menggemakan kritik tersebut. Baghdad mengatakan Israel telah melakukan pelanggaran berat terhadap hukum internasional.

"Irak menekankan pentingnya menjaga kedaulatan dan integritas Suriah dan menyerukan Dewan Keamanan PBB untuk menegakkan tanggung jawabnya dan mengutuk agresi ini dan mengakhirinya," demikian bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Irak.

Pada hari Minggu, Israel segera bergerak dan merebut zona penyangga yang memisahkan Dataran Tinggi Golan yang diduduki dari wilayah yang dikuasai Suriah. Militer Israel juga memperingatkan warga Suriah yang tinggal di lima desa dekat wilayah strategis tersebut untuk berdiam diri di rumah.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa ia memerintahkan pasukan Israel untuk merebut zona penyangga tersebut, yang ditetapkan dalam gencatan senjata tahun 1974 dengan Suriah, tak lama setelah Bashar Al Assad digulingkan dari kursi kepresidenan.

Berbicara kepada wartawan pada Senin, Netanyahu mengatakan bahwa Dataran Tinggi Golan yang diduduki akan tetap menjadi milik Israel 'selamanya'.

Ia juga berterima kasih kepada Presiden terpilih AS Donald Trump karena mengakui kedaulatan Israel atas wilayah tersebut selama masa jabatan pertamanya meski hukum internasional secara tegas melarang perolehan tanah dengan paksa.

Sementara itu, Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa pengerahan tentara ke wilayah tersebut 'bersifat terbatas dan sementara'.

"Saya menyampaikan kepada Dewan Keamanan dan menjelaskan bahwa sebagai tanggapan terhadap ancaman keamanan yang berkembang di perbatasan Suriah-Israel dan bahaya yang ditimbulkannya bagi warga negara kami, kami telah mengambil tindakan terbatas dan sementara," tulis Danon di X.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video:Pemberontak Suriah Rebut Kota Hama, Presiden Assad Kian Terdesak

Next Article Profil HTS, Pemberontak yang Kuasai Suriah & Bikin Presiden Assad Lari

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|