Jakarta, CNBC Indonesia - Potensi bisnis umrah di Indonesia terbilang menjanjikan. Pasalnya, Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah populasi muslim terbesar di dunia dengan 236,3 juta penduduk atau 84,35% dari total 281,7 juta penduduknya adalah muslim.
Tercatat, pada tahun 2023 lalu, perputaran uang di industri umrah mencapai sekitar Rp54 triliun dari sekitar 1,5 juta jemaah yang berangkat. Sampai September 2024 mencapai kurang lebih 2 juta jemaah dan meningkat jauh dibandingkan tahun 2019 sekitar 900 ribu jemaah.
Direktur Bisnis Wholesale dan Kelembagaan BRI Agus Noorsanto mengatakan minat masyarakat untuk melaksanakan ibadah umrah dari tahun ke tahun terus meningkat. Sehingga berdampak positif pada terciptanya peluang ekonomi yang lebih besar.
"Perbankan melihat itu merupakan potensi bisnis yang cukup besar karena nilai perputaran ekonomi pada tahun 2023 sekitar Rp54 triliun. Perputaran ekonomi itu melibatkan berbagai macam sektor," kata Agus dikutip Selasa (3/12/2024).
Adapun rincian supply chain dan economic value pada ekosistem umrah, mulai dari transportasi udara memegang persentase terbesar 50% atau sekitar Rp27 triliun, diikuti oleh hotel dan provider yang mencapai 35% atau Rp18,9 triliun, 12% dari akomodasi, FnB sebesar Rp6,4 triliun, dan 3% sisanya dari visa dan insurance sebesar Rp1,6 triliun.
Agus menyebut potensi dana mengendap per tahunnya dari aktivitas jemaah di industri ini yang dapat dikelola melalui institusi perbankan mencapai Rp 15,9 triliun. Ini berasal dari setoran biaya umrah jemaah, airlines, dan travel agent.
Selain itu, lebih dari 2.000 penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU) resmi turut berperan dalam mendukung ekosistem ini. Di mana potensi dana mengendap hingga Rp 4,9 triliun dan airlines yang mempunyai potensi dana mengendap hingga Rp 4,5 triliun, sehingga terdapat potensi dana mengendap sekitar Rp 25 triliun.
"Digitalisasi pada industri umrah juga membuka potensi kolaborasi lintas industri dalam menciptakan inovasi yang berkesinambungan dan memungkinkan penyedia layanan menawarkan aktivitas bisnis yang lebih modern. Dengan adanya potensi perputaran uang total penjualan sebesar Rp 54 triliun (2023) dengan asumsi akuisisi sebesar 10%, serta perkiraan dana giro mengendap sebesar Rp25,3 triliun, maka BRI diproyeksikan mendapat tambahan volume bisnis dan transaksi sebesar Rp6 triliun dan penambahan pengendapan dana Rp25,3 triliun per tahunnya," kata dia.
Agus menyebut bahwa potensi value chain ekosistem bisnis umrah saat ini lebih menarik dari segi ekonomi karena memiliki efek rantai nilai yang lebih besar.
Bisnis umrah melibatkan berbagai sektor, seperti maskapai penerbangan, hotel, transportasi lokal, hingga jasa keuangan. Fleksibilitas ini memungkinkan travel agent untuk menawarkan layanan yang lebih bervariasi dan kompetitif.
Sebaliknya, ekosistem bisnis haji memiliki cakupan yang lebih terkontrol oleh pemerintah. Sehingga layanan yang ditawarkan secara umum menjadi lebih seragam.
Pada bisnis haji, potensi value chain hanya didapatkan dari Haji ONH Plus dan Furoda yang bisa diselenggarakan melalui travel agent terdaftar Kementerian Agama sebagai penyelenggara ibadah haji khusus (PIHK).
"Nilai ekonomi ekosistem bisnis umrah mencapai Rp 54 triliun per tahunnya, dan nilai ekonomi ekosistem bisnis haji mencapai Rp 20,7 triliun per tahunnya, dengan nilai ekonomi haji khusus (ONH Plus dan Furoda) mencapai kisaran Rp 6 triliun," paparnya.
BRI, sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia, memainkan peran sebagai penyedia fasilitas transaksi keuangan yang memudahkan para nasabah dalam berbagai aspek. Termasuk dalam ekosistem perjalanan haji dan umrah.
Agus mengatakan BRI mendukung seluruh kebutuhan finansial terkait perjalanan umrah dan haji, baik bagi calon jemaah, travel agent, maupun penyelenggara umrah dan haji.
Melalui jaringan layanan perbankan luas dan produk inovatif, BRI berperan dalam mendukung kelancaran dan efisiensi operasional bisnis umrah dan haji. Salah satu kontribusi BRI adalah dengan menyediakan Giro BRI sebagai solusi pengelolaan dana yang membantu penyelenggara mengatur dana operasional dengan lebih efisien.
Dengan Kartu Debit, Kartu Kredit BRI dan BRImo, nasabah bisa bertransasi, menarik uang, dan melakukan pembayaran di luar negeri.
"Untuk Nasabah Individu BRI, dalam hal ini jemaah umrah dan haji, BRI juga mempermudah pembayaran online melalui BRImo, yang memudahkan pemesanan dan pembayaran biaya umrah dan haji, serta memberikan kemudahan bagi nasabah untuk melakukan transaksi keuangan secara digital di Tanah Suci," jelasnya.
Di samping itu, BRI juga memiliki produk Asuransi BRI Life yang memberikan perlindungan dari kerugian dan membuat jemaah bisa lebih tenang melaksanakan haji dan umrah. Untuk Nasabah Non-individu BRI, dalam hal ini travel agent umrah dan haji, airlines, visa, dan insurance, BRI menawarkan QLola by BRI.
QLola by BRI memungkinkan melakukan pemesanan dan pembayaran provider dengan sistem early booking melalui Bank Guarantee, membantu memonitoring transaksi melalui merchant monitoring, serta proses pembayaran dengan L/C melalui Trade Finance. BRI juga mendukung transaksi melalui BRIVA (BRI Virtual Account), yang memfasilitasi pembayaran secara otomatis dan layanan BRI Money Changer, yang mempermudah proses penukaran mata uang asing bagi jemaah.
"QLola by BRI sebagai Integrated Corporate Solution dirancang untuk menghubungkan nasabah dengan ekosistem bisnis secara menyeluruh, mulai dari supplier, distributor, hingga retailer, mencakup segmen korporasi, UKM, hingga mikro. Dalam konteks ekosistem haji dan umrah, QLola menghubungkan jemaah umrah, travel agent, dan stakeholders terkait," kata Agus.
Lebih lanjut Agus menerangkan, mekanisme perputaran uang dalam ekosistem bisnis umrah dan haji yang dijalankan QLola by BRI dirancang untuk menciptakan aliran keuangan yang efektif dan efisien di antara berbagai entitas yang terlibat.
Ekosistem ini terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu jemaah, tour dan travel, penyedia visa, maskapai penerbangan (airlines), serta restoran dan dapur indonesia di luar negeri. Masing-masing entitas ini berperan dalam mendukung keberlangsungan ekosistem keuangan yang terintegrasi.
"Dengan model perputaran uang seperti ini, QLola by BRI tidak hanya memastikan aliran keuangan yang stabil dan terukur, tetapi juga menciptakan peluang pertumbuhan bagi setiap entitas dalam ekosistem. Pendekatan yang terstruktur ini memungkinkan QLola by BRI untuk menghadirkan solusi finansial yang holistik, mendukung operasional umrah dan haji secara lebih lancar, dan memberikan nilai tambah bagi semua pihak yang terlibat dalam ekosistem ini," tuturnya.
BRI mencatat saat ini ada lebih dari 170 ribu korporasi yang menggunakan layanan. Segera daftar QLola by BRI untuk kemudahan dalam berbagai bisnis umrah dan haji di era digital.
(rah/rah)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Gaji Guru Naik, Simak Tips Kelola Agar Sejahtera di Hari Tua
Next Article Jangan Ketinggalan, GUTF dan BRImo Beri Penawaran Spesial Umroh