Teknologi Komputasi Awan Bukan Cuma Milik Asing. Mau Bukti?

4 days ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Dari waktu ke waktu, peran generasi muda sangat besar bagi kemajuan Indonesia. Seiring perkembangan zaman, generasi muda memiliki beragam cara untuk berkontribusi bagi negara. Salah satunya dengan mengembangkan teknologi pengelolaan cloud yang akan memudahkan aktivitas para pelaku usaha.

Hal itulah yang dilakukan oleh Chief Executive Officer (CEO) Awanio, Irfan Y. Pratama. Berdiri sejak 2016, awalnya Awanio merupakan penyedia Platform as a Service (PaaS) yang mendukung kegiatan klien atau pelanggannya akan hosting aplikasi dan data.

Bisnis Awanio kemudian terus berkembang sehingga tidak hanya melayani segmen business to consumer (B2C), melainkan juga business to business (B2B). Untuk segmen B2B, Awanio telah mengembangkan Cloud Enabler Platform (CEP) pada 2021 lalu.

Asal tahu saja, CEP merupakan program yang memungkinkan orang mengelola komputasi awan (cloud), yakni ruang di dunia maya yang tercipta saat sebuah server terhubung dengan internet. Ruang tersebut dapat dimiliki sendiri apabila server dikelola secara mandiri, atau disewa dari penyedia layanan cloud.

Namun, perlu diingat bahwa selama ini penyedia layanan cloud didominasi entitas global dari mancanegara, sehingga secara fisik server mereka tidak tersimpan di Indonesia.

Di samping itu, Irfan menyebutkan bahwa program CEP milik Awanio menyasar penyedia layanan cloud lokal yang ingin membangun servernya di Indonesia. CEP juga dapat memberi bantuan bagi penyedia layanan cloud lokal yang hendak mengelola servernya sendiri.

Mengingat lokasi server berada di wilayah hukum Indonesia, maka entitas usaha dan institusi pemerintahan memiliki kontrol penuh atas keutuhan dan kerahasian data yang mereka miliki. Pengelolaan cloud server secara domestik juga dapat menekan biaya operasi cukup signifikan.

Lebih jauh, CEP memungkinkan pelaku usaha selaku klien untuk mengelola infrastruktur teknologi informasi (TI) yang dimilikinya, antara lain server, central processing unit (CPU), memory, storage, dan jaringan internet. Secara sederhana, jika server dipadankan dengan sebuah laptop, maka CEP adalah sebuah sistem operasi layaknya Windows (close source) dan Linux (open source) yang menjadi tempat orang meletakkan berbagai perangkat lunak.

Tak tanggung-tanggung, CEP buatan Awanio diklaim dapat menyederhanakan manajemen dan mengoptimalkan sumber daya infrastruktur, sehingga mengurangi biaya operasional. CEP yang dikembangkan Awanio juga dapat mengkoordinasi perangkat keras dari merek dan spesifikasi yang sedikit berbeda.

Tentu tidak mudah bagi Awanio untuk mengembangkan CEP. Awanio membutuhkan kepercayaan dari para pembuat keputusan entitas lokal yang sudah terbiasa sejak lama menggunakan jasa penyedia layanan cloud global.

"Jadi tantangannya itu banyak perusahaan di Indonesia yang masih ragu untuk menggunakan teknologi dalam negeri, karena mereka menganggap teknologi asing sebenarnya lebih maju," ungkap Irfan, Jumat (8/11/2024).

Untuk itu, Awanio sangat fokus untuk memberikan kualitas layanan CEP yang maksimal bagi setiap klien. Pengembangan CEP juga sepenuhnya dilakukan oleh anak bangsa. Awanio memberdayakan banyak engineer dan developer TI dari berbagai daerah Indonesia, seperti Aceh, Yogyakarta, dan lain sebagainya.

Langkah demi langkah yang dilakukan Awanio mulai membuahkan hasil. Beberapa pelaku usaha nasional seperti PT IDX Solusi Teknologi Informasi (IDXSTI) sudah menggunakan jasa Awanio untuk mengelola komputasi cloud mereka yang servernya berlokasi di Indonesia.

Belum lama ini, Hewlett Packard (HP) Indonesia mulai menggandeng Awanio untuk melancarkan penjualan server buatannya. Awanio pun turut memperoleh kepercayaan dari PT Inti, Krakatau Steel IT, dan DMMX.

Kini, Awanio berusaha menangkap peningkatan permintaan layanan cloud di Indonesia dan di seluruh dunia. Pesatnya perkembangan teknologi digital membuat banyak pelaku usaha membutuhkan solusi yang dapat membantu mereka mengelola infrastruktur TI dengan efektif dan efisien.

Awanio telah berhasil meyakinkan beberapa distributor TI besar di Indonesia, seperti PT Synnex Metrodata dan PT Sinergi Wahana Gemilang. Beberapa mitra besar lain seperti Metrocom, Intikom, dan Mastersystem juga menggunakan solusi dari Awanio. Tak hanya itu, Awanio juga mulai mendapat kepercayaan untuk bermitra dengan penyalur perangkat keras global untuk server dan storage seperti IBM, HPE, Dell, Inspur, dan Stratus.

Irfan menyatakan, Awanio berambisi melakukan ekspansi ke pasar global. Langkah ini juga untuk memberikan kesempatan bagi para engineer dan developer TI Indonesia di kancah internasional. Dalam hal ini, Indonesia juga mampu menyediakan solusi atas pengelolaan infrastruktur cloud yang permintaannya di pasar global berpotensi meningkat.

"Ekspansi ini bukan hanya di Indonesia, tapi sampai ke luar negeri seperti negara-negara di Eropa," jelas dia.

Peluang Awanio untuk memberikan solusi lebih cepat dan responsif sangat terbuka. Berada di wilayah hukum yang sama diharapkan menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab lebih tinggi terhadap kedaulatan data. Selain itu, Awanio juga tidak terpapar fluktuasi kurs rupiah terhadap dollar AS (US$).

Lantas, perkembangan teknologi telah membuka peluang bagi Awanio untuk terus berinovasi, tidak hanya seputar CEP saja. Awanio berkesempatan menjalin kerja sama dengan ekosistem pengembang perangkat lunak di Indonesia untuk area Cyber Security, Cloud Security, dan Artificial Intelligent (AI).

Berkat inovasi brilian, langkah ekspansi yang masif, dan pemberdayaan talenta lokal yang maksimal, Irfan yang mengembangkan Awanio mendapat apresiasi dalam ajang Satu Indonesia Awards 2024 yang diselenggarakan oleh PT Astra International Tbk (ASII).

Sementara itu, Presiden Direktur Astra International, Djony Bunarto Tjondro mengatakan, Satu Indonesia Awards merupakan ajang untuk mengapresiasi anak-anak muda yang berkontribusi untuk masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Bagi Astra, peran anak muda sangat krusial dalam kemajuan bangsa Indonesia.

"Saya kira banyak sekali yang telah diperbuat oleh anak-anak muda hebat ini yang didasari oleh satu kesadaran, satu empati, dan satu keinginan untuk berbuat lebih baik bagi masyarakat sekitar," ujar dia, beberapa waktu lalu.

Djony pun menitipkan pesan kepada para pemenang Satu Indonesia Awards agar terus berkarya, berinovasi, dan berdedikasi kepada masyarakat sekitar dalam kapasitasnya masing-masing. Harapannya, anak-anak muda dapat terus menginspirasi dan menciptakan solusi berkelanjutan untuk hari ini dan masa depan Indonesia.

Sebagai informasi, peserta Satu Indonesia Awards terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Ketika pertama kali diadakan pada 2010 silam, Satu Indonesia Awards hanya diikuti oleh 120 peserta. Pada 2024 ini, terdapat 16.775 peserta yang ikut serta dalam Satu Indonesia Awards.

"Secara agregat, dari tahun 2010 sudah ada 657 pemuda yang mendapatkan Satu Indonesia Awards," tandas Djony. 


(bul/bul)

Saksikan video di bawah ini:

Video: PR RI Tarik Investasi Cloud "Saingi" Malaysia & Singapura

Next Article Bikin Bisnis Startup Kian Menjanjikan, Begini Peran Teknologi Cloud

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|