Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menjadikan 2025 sebagai tahun krusial. Berbagai program prioritas pun sudah dirancang untuk mengejar mimpinya merealisasikan target pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 8% hingga lima tahun mendatang.
Seperti diketahui, 2025 menjadi tahun krusial bagi pemerintahan Prabowo karena selain sebagai tahun pertama pelaksanaan APBN periode pertama pemerintahannya, juga sebagai tahun pertama pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (2025-2029) maupun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2025-2045.
"Sehingga ini tahun yang sangat penting untuk meletakkan dasar-dasar yang kuat ke depan, baik dalam konteks nanti beberapa target di dalam jangka menengah, maupun target visi Indonesia Emas di 2045," kata Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso dalam Program Evening Up CNBC Indonesia, dikutip Selasa (10/12/2024).
Dengan strategisnya tahun itu, untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, maka tak heran Prabowo merancang APBN 2025 dengan kapasitas yang teramat besar, seperti pendapatan negara yang untuk pertama kali targetnya tembus Rp 3.005,1 triliun, dengan belanja negara yang tetap dijaga ekspansif di level Rp 3.621,3 triliun.
Melalui kekuatan fiskal itu, Prabowo pun telah menggariskan sejumlah program yang akan mulai dia eksekusi pada 2025. Susiwijono mengatakan, program prioritas yang akan dilaksanakan tahun depan di antaranya ialah makan bergizi gratis, renovasi sekolah dan pembangunan sekolah unggulan, hingga memperkuat layanan kesehatan.
"Kemudian juga sektor dan program strategis yang akan didorong mulai ketahanan pangan yang menjadi prioritas utama Pak Presiden, kemudian juga ketahanan energi, dan yang tidak kalah penting, Pak Presiden mendorong hilirisasi," tegasnya.
Dengan garis kebijakan prioritas itu, Susiwijono menekankan, maka program-program yang dieksekusi Prabowo tidak akan ada yang keluar dari jalur itu. Misalnya, untuk sektor ketahanan pangan maka yang diperkuat ialah fokus program yang bisa memproduksi bahan pangan pokok di dalam negeri.
"Sebenarnya kalau kita bicara fokus Pak Presiden di sektor-sektor tadi, ketahanan pangan menjadi kunci, karena memang harus kita akui sampai hari ini beberapa bahan pokok kita neracanya masih defisit, kita masih menggantungkan pada impor pangan kita," ucap Susiwijono.
Demikian juga dengan sektor energi, menurutnya akan dikejar program transisi energi yang kuat hingga menjaga ketersediaan energi untuk tanah air sendiri demi menjaga supaya aktivitas ekonomi tidak terganggu dengan gejolak eksternal.
Sementara itu, untuk kebijakan hilirisasi ia katakan terbagi menjadi dua konsep utama, yaitu penciptaan nilai tambah terhadap produk komoditas utama yang selama ini dihasilkan secara mentah di dalam negeri, serta memfokuskan program hilirisasi ini untuk semakin banyak menciptakan lapangan pekerjaan.
"Jadi bukan hanya nilai tambah dalam konteks ekonomi. Hilirisasi juga harus mampu menciptakan penciptaan lapangan kerja baru, karena kan populasi penduduk kita juga cukup besar, sehingga juga membutuhkan lapangan kerja," tuturnya.
Dengan berbagai strategi itu, Susiwijono mengatakan, target pertumbuhan ekonomi tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto akan bisa mencapai 5,2%. Didorong oleh terjaganya komponen utama pertumbuhan ekonomi, yakni dari sisi konsumsi rumah tangga, investasi, maupun ekspor.
"Dengan berbekal basis yang kuat di 2025 dengan beberapa fondasi dan angka-angka tadi, mestinya apa yang menjadi harapan Bapak Presiden akan ada pertumbuhan 8% entah di 2028 maupun di 2029, mestinya cukup realistis kita kejar bersama-sama," kata Susiwijono.
(arj/haa)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Jurus Atasi Pungli Hingga Mahalnya Biaya Investasi & Hilirisasi
Next Article Prabowo Janji Hilangkan Kemiskinan di Bumi Indonesia