Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan, stok bawang putih tidak bisa tersedia dalam rentang waktu lama. Ketersediaan bawang putih hanya dalam waktu singkat.
"Bawang putih ini stoknya mirip kedelai. Pengusaha nggak bisa menahan stoknya dalam rentang lama karena fluktuasi harga dan currency. Makanya kenapa stoknya nggak sampai 1 tahun, 6 bulan, saya minta ke pengusaha stoknya bisa 2 bulan, 2,5 bulan," kata Arief dalam rapat di kantor Bapanas, Kamis (5/12/2024).
Pelaku usaha mendapat tantangan karena waktu Lebaran lebih maju. Karenanya ketersediaan stok harus lebih terjamin, sayangnya bawang putih masih harus bergantung dengan impor.
"Memang tergantung luar sambil mendorong produksi dalam negeri, mohon hati-hati. Lebaran kurang lebih 30 Maret, maju sehingga kalau disampaikan 8 hari sebelum pas tanggal 20 Maret sudah harus selesai semua," kata Arief.
Dari sisi pelaku usaha, pengurus Perkumpulan Pelaku Usaha Bawang dan Sayuran Umbi Indonesia (Pusbarindo) Antonius juga memastikan stok bawang putih tergolong aman karena tersedia lebih dari 100 ribu ton.
"Stok Nataru aman. Ramadhan maju kalau bisa tahun depan izin impor keluar lebih awal. Stok tersedia 120 ribu ton," katanya dalam kesempatan yang sama.
Namun harga bawang putih sudah tinggi belakangan ini, pasalnya harga dari negara asal yakni China juga sudah tinggi. Apalagi Ia mengungkapkan bahwa di Desember ini transportasi perkapalan sedikit naik jadi memengaruhi harga.
"Di China ada kenaikan harga US$200 per metrik ton kenaikannya, sekarang US$1.550 per metrik ton," sebut Antonius.
Foto: Suasana rapat di kantor Bapanas, Kamis (5/12/2024). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)
Suasana rapat di kantor Bapanas, Kamis (5/12/2024). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)
(dce)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Soal Efisiensi Biaya Perjalan Dinas, Ini Penjelasan Bos Bapanas
Next Article Pesan Bapanas di Pilkada: Pilih Pemimpin Yang Peduli Masalah Pangan