Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melesat pagi ini, Selasa (15/4/2025). IHSG tercatat menguat 75,82 poin pada pembukaan perdagangan ke level 6.444,34
Sebanyak 206 saham naik, 40 turun, dan 236 tidak bergerak.
Nilai transaksi mencapai Rp 242 miliar yang melibatkan 192juta saham dalam 16.917 kali transaksi.
Sentimen utama perdagangan hari ini masih datang dari ranah global yakni terkait aksi perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia, Amerika Serikat dan China. Terbaru, presiden AS Donald Trump memutuskan untuk menunda kenaikan tarif barang elektronik yang membuat mayoritas bursa Asia dibuka menguat pagi ini.
Mengutip CNBC Internasional, Panduan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS menyebut, Trump mengecualikan smartphone dan komputer serta perangkat dan komponen lain seperti semikonduktor dari tarif resiprokal barunya.
Namun, Trump dan Menteri Perdagangan Howard Lutnick pada hari Minggu menyatakan bahwa pengecualian tersebut tidak bersifat permanen, sehingga menimbulkan lebih besar ketidakpastian.
Trump mengatakan dalam sebuah postingan di Truth Social bahwa produk-produk ini masih tunduk pada Tarif Fentanil 20% yang ada, dan mereka hanya pindah ke 'ember' Tarif yang berbeda.
Sejumlah negara di kawasan ini juga sedang mempersiapkan negosiasi perdagangan dengan AS minggu ini.
Trump terlibat dalam negosiasi dengan beberapa negara termasuk Vietnam, India, Korea Selatan, dan Jepang. AS juga memprioritaskan mitra dagang yang sudah ada yang strategis untuk melawan China.
Perwakilan perdagangan utama Jepang, Akazawa Ryosei, dijadwalkan akan mengunjungi AS minggu ini untuk melakukan pembicaraan dengan Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer.
Namun, penundaan tarif tersebut bersifat sementara dan fleksibel. Trump diperkirakan akan mengumumkan tarif baru untuk semikonduktor yang akan berlaku minggu depan.
Sementara itu dari dalam negeri, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2025 tercatat sebesar meningkat US$ 2,6 miliar menjadi US$ 157,1 miliar dari sebelumnya US$ 154,5 miliar.
Kenaikan ini terjadi setelah Pemerintah memperbarui aturan terkait Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA) yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2023 dan diperbarui dalam PP Nomor 8 Tahun 2025 untuk mengoptimalkan pemanfaatan SDA demi kesejahteraan masyarakat.
Bank Indonesia (BI) mencatat kenaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain bersumber dari penerimaan pajak dan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, di tengah kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sebagai respons BI dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi.
Posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2025 setara dengan pembiayaan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Naiknya cadev ini menjadi kabar gembira karena BI memiliki pasokan lebih banyak dalam upayanya menstabilkan nilai tukar rupiah.
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: RI Kirim Tim Negosiasi ke AS, IHSG Melejit Lebih Dari 1%
Next Article IHSG Dibuka Merah Menyala, Kembali Merosot ke Level 7.100