Jakarta, CNBC Indonesia — Indeks global MSCI mengumumkan bahwa tiga saham Indonesia tidak akan ditambahkan dalam kajian indeks global pada Mei 2025. Ketiga saham tersebut adalah Barito Renewables Energy (BREN), Petrindo Jaya Kreasi (CUAN), dan Petrosea (PTRO).
Keputusan ini merupakan kelanjutan dari perlakuan khusus yang juga diterapkan dalam kajian indeks Februari 2025. Saat itu, MSCI menilai saham-saham tersebut belum cukup layak diinvestasikan, termasuk karena potensi konsentrasi kepemilikan.
Perlakuan ini juga mempertimbangkan kemungkinan pembaruan metodologi pada MSCI Global Investable Market Indexes (GIMI). Salah satu usulan MSCI adalah mengecualikan saham-saham Indonesia yang masuk pengumuman Unusual Market Activity (UMA) atau Watch List Board karena Kriteria 10 dalam 12 bulan terakhir.
"Untuk setiap saham yang terdaftar di Indonesia dan pernah masuk dalam pengumuman Unusual Market Activity (UMA) dari Bursa Efek Indonesia dan/atau masuk dalam Watch List Board karena Kriteria 10 - yang berkaitan dengan pergerakan harga tidak biasa - dalam dua belas bulan terakhir, maka saham tersebut tidak akan dipertimbangkan untuk dimasukkan ke dalam MSCI GIMI selama Kajian Indeks," sebagaimana dikutip dalam pemberitahuan terbaru, Senin, (14/4/2025).
Kriteria 10 tersebut merujuk pada pergerakan harga tidak biasa yang mencurigakan. Jika usulan ini diterapkan, saham-saham dengan riwayat seperti itu tidak akan dipertimbangkan masuk indeks GIMI dalam kajian mendatang.
MSCI membuka ruang masukan dari pelaku pasar atas proposal ini hingga 20 Juni 2025. Kejelasan final mengenai kebijakan ini akan diumumkan pada 11 Juli 2025.
Adapun pada Februari lalu, MSCI juga tidak memasukkan saham saham BREN dan CUAN. Alhasil harga kedua saham ambruk dan membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terseret ke bawah.
Sementara itu, sebelumnya tiga emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu tersebut pernah masuk pantauan Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada Desember 2024 lalu, PT Petrosea Tbk (PTRO) dan PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) dipantau karena harga sahamnya bergerak di luar kebiasaan (unusual market activity/UMA).
"Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal," sebagaimana dikutip dari keterbukaan BEI, Senin (11/12/2023).
Saat itu, Saham PTRO sudah meroket 73,71% dalam seminggu dan menguat 81,82% dalam sebulan bulan terakhir. Penguatan saham PTRO tersengat kabar akuisisi yang akan dilakukan oleh CUAN milik taipan Prajogo Pangestu.
Selain itu, saham BRPT telah naik sebanyak 79,41% dalam sepekan terakhir dengan peningkatan 58,26% dalam sebulan.
Sementara itu, CUAN diketahui masuk radar UMA pada Januari 2025 lalu. Saat itu CUAN tercatat melambung 89,04% dalam sebulan terakhir, dan berada di posisi 13.800 per saham. Dalam sepekan terakhir, saham CUAN milik taipan terkaya RI meningkat 15,24%.
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini: