Jakarta, CNBC Indonesia - Kalangan buruh terus mendorong kenaikan upah tinggi sampai 10% untuk tahun depan. Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Bob Azam menilai kenaikan upah memang harus dilakukan, namun nilainya perlu terukur. Jika tidak, maka bisa berdampak pada situasi ekonomi yang lebih rumit.
"Naik upah oke, tapi harus terukur. Jangan sampai justru menambah beban dan kenaikan harga yang menyebabkan ekonomi kita lebih masuk ke jurang stagflasi. Stagflasi artinya kemampuan turun tapi harga naik. Nah ini hanya satu step sebelum resesi. Kita harus jaga. Ini berbahaya banget kalau sudah stagflasi," katanya Jumat (25/10/2024).
Kenaikan upah buruh yang terlampau tinggi bakal berdampak pada penambahan biaya operasional, utamanya bagi perusahaan dengan jumlah tenaga kerja banyak atau padat karya. Jika kenaikan biaya operasionalnya tidak wajar, maka dampaknya harga produk yang dihasilkan bisa terbang.
"Buruh upahnya naik tak apa, karena buruh itu kita pengen dijaga terus daya belinya. yang penting dia bisa tahan di inflasi, ada sedikit perbaikkan di atas inflasi, kita oke. Toh juga mereka menaikkan produktifitas kita. Produktifitas itu bisa menyerap kenaikkan biaya buruh," sebut Bob Azam.
Foto: Massa buruh dari 14 konfederasi dan federasi serikat buruh tingkat nasional turun ke jalan hari ini, Kamis (24/10/2024) di kawasan Monas dan Sekitar Istana Negara, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Massa buruh dari 14 konfederasi dan federasi serikat buruh tingkat nasional turun ke jalan hari ini, Kamis (24/10/2024) di kawasan Monas dan Sekitar Istana Negara, Jakarta. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
"Tapi kalau kenaikannya terlalu tinggi nanti berdampak kepada kenaikkan harga yang justru membuat ekonomi lebih runyam lagi.
Itu yang kita jaga," lanjutnya.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi bisa ikut terganggu karena situasi ekonomi yang tidak stabil, yakni daya beli lemah sementara harga menjadi naik. Target pertumbuhan 8% pun menjadi terancam.
"Kan pertumbuhan tinggi itu diharapkan bisa membuka lapangan kerja. Kemudian pertumbuhan tinggi itu bisa memberikan peningkatan tingkat pendapatan negara. Jadi, ujungnya itu ya itu. Jadi, kalau saya sebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi itu harapannya kita berkualitas, jadi tidak hanya tinggi, tetapi berkualitas. Berkualitas artinya bisa membuka lapangan kerja yang banyak, terus bisa memberikan sumber pendapatan negara berupa tax ratio yang tinggi," sebut Bob.
(fys/wur)
Saksikan video di bawah ini:
Daya Beli & Perbaikan Manufaktur, PR Kabinet "Gemuk" Prabowo-Gibran
Next Article Jrengg! Pengusaha Protes Keras Gaji Karyawan Dipotong Tapera