China Umumkan Rencana Besar di Bawah Laut di 'Atas' Indonesia

15 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - China merilis perincian pertama dari rencana baru yang ambisius untuk mengembangkan fasilitas penelitian di laut dalam.

Rencananya, stasiun dasar laut tersebut akan ditempatkan sekitar 1.828 meter di bawah permukaan Laut China Selatan, perairan yang berlokasi di utara Indonesia.

Seperti yang dilaporkan oleh South China Morning Post minggu ini, fasilitas ini diharapkan akan selesai pada 2030. Fasilitas penelitian ini memiliki kemampuan menampung hingga enam ilmuwan pada satu waktu. Mereka rencananya akan mendiami stasiun ruang angkasa laut hingga satu bulan sala satu waktu.

Dilaporkan bahwa fokus utama dari fasilitas penelitian bawah laut adalah untuk mempelajari ekosistem 'rembesan dingin' di daerah tersebut.

Ini adalah lingkungan unik yang sebelumnya telah ditemukan penuh dengan kehidupan serta rumah bagi deposito hidrat metana yang sangat besar, sumber daya yang diperuntukkan sebagai sumber energi potensial.

Para peneliti dari Institut Oseanologi Laut China Selatan Akademi Ilmu Pengetahuan China telah mengungkapkan serangkaian detail tentang proyek baru yang ambisius ini.

Termasuk di antaranya adalah fasilitas ini akan dilengkapi dengan sistem pendukung kehidupan canggih yang memungkinkan para ilmuwan untuk beroperasi di kedalamannya selama satu bulan.

Bangunan tersebut juga akan menjadi tuan rumah bagi jaringan pemantauan permanen untuk mengamati tingkat metana, perubahan ekologi, dan aktivitas tektonik, dan berkolaborasi dengan jaringan kapal selam tanpa awak, kapal laut, dan observatorium dasar laut yang akan bekerja sama untuk membangun sistem pemantauan 'empat dimensi'.

Proyek untuk membangun fasilitas di laut dalam ini memiliki daftar panjang kontroversi, yang paling utama adalah sengketa teritorial yang sudah berlangsung lama di Laut Cina Selatan.

Pengumuman proyek ini menyusul laporan bahwa Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan mendeteksi 62 pesawat militer China di dekat wilayah pulau tersebut minggu lalu.

Taiwan adalah salah satu dari sejumlah negara di Asia Tenggara, termasuk Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Brunei, yang menolak klaim kedaulatan Beijing dan masing-masing mengklaim sebagian wilayah Laut Cina Selatan.

Proyek ini sedang dikembangkan oleh NOAA dan Proteus Ocean Group, sebuah organisasi eksplorasi samudra yang didirikan oleh Fabien Cousteau dengan ambisi yang lebih luas untuk menciptakan jaringan internasional habitat bawah laut untuk memajukan kolaborasi dalam penelitian ilmiah kelautan.


(dem/dem)

Saksikan video di bawah ini:

Video: China Berencana Bangun Stasiun Penelitian di Dasar Laut

Next Article Pungut Batu Dikira Emas Ternyata Harta Karun Langka

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|