Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Prabowo Subianto kembali menghidupkan Dewan Ekonomi Nasional (DEN) dengan menunjuk Luhut Binsar Panjaitan sebagai Kepala-nya. DEN pernah muncul pada saat era Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Namun, kala itu beredar kabar bahwa DEN sempat memicu ketegangan antara Gus Dur dengan Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri karena tumpang tindihnya pengelolaan ekonomi nasional.
Kendati demikian, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menekankan sebetulnya ada perbedaan mendasar antara Kemenko Perekonomian dengan DEN.
DEN kata dia sifatnya lebih memberikan masukan kepada Presiden langsung soal kebijakan ekonomi yang harus ditempuh, sedangkan Kemenko Perekonomian mengkoordinasi kementerian atau lembaga teknis yang mengelola ekonomi.
"Kalau kita kan mengorganisasi policy yang sifatnya nanti implementation untuk operasionalnya. Mungkin teman-teman di DEN di policy yang untuk Presiden atau semacam untuk referensi kebijakan dan sebagainya," tegas Susiwijono di kantornya, Jakarta, Senin (21/10/2024).
Tapi, Susiwijono menegaskan, untuk lebih jelasnya terkait perbedaan tugas dan fungsi DEN harus menunggu penerbitan peraturan presidennya. "Mudah-mudahan hari ini lah keluar semua Perpres-nya ya. Kalau kelembagaan masing-masing KL itu kan pakai Perpres," tegasnya.
Luhut sendiri sebelumnya sudah menyebut, Presiden Prabowo memintanya untuk membantu tata kelola dengan digitalisasi, seperti halnya yang sudah diterapkan pada Sistem Informasi Mineral dan Batu Bara antara Kementerian dan Lembaga (SIMBARA) pada komoditas batu bara dan nikel.
"Ya Pak Presiden minta bantu untuk tata kelola itu dengan digitalisasi. Saya kira membuat kita lebih efisien. Salah satu revenue kita di e-katalog Simbara batu bara, Simbara nikel, dan juga ... itu menjadi target Presiden," tuturnya saat ditemui usai pelantikan di Istana Negara, Senin (21/10/2024).
Dewan Ekonomi Nasional pertama kali diperkenalkan pada 1999 melalui Keputusan Presiden No.144 Tahun 1999 yang diteken Presiden Abdurrahan Wahid.
Presiden yang akrab disapa Gus Dur itu membuat DEN sebagai lembaga penasehat di bidang ekonomi dalam upaya mempercepat penanggulangan krisis dan penyehatan ekonomi nasional, serta kesiapan dalam menanggapi dinamika globalisasi.
Kala itu, Gus Dur menunjuk Emil Salim sebagai ketua didampingi Subiakto Tjarawerdaya sebagai wakil ketua dan Sri Mulyani Indrawati sebagai sekretaris. Selain itu, ekonom beken seperti Anggito Abimanyu, Boediono, H.S Dilon dan pengusaha ternama seperti T.P Rachmat dan Alim Markus juga turut memperkuat DEN.
Ekonom Kwik Kian Gie dalam Menelusuri Zaman, Memoar dan Catatan Kritis (2017) menyebut pendirian DEN adalah bentuk bantuan Gus Dur kepada dirinya sebagai Menteri Koordinator Ekonomi dan Industri. Nantinya, DEN akan hadir memberi nasehat ekonomi dalam setiap rapat menteri di bawah koordinasi Kwik Kian Gie.
"Dalam seluruh sejarah Republik Indonesia, tidak pernah ada dewan ekonomi seperti ini. Dewan ini hanya diciptakan untuk saya," tulis Kwik.
Meski begitu, kehadiran DEN dianggap memicu ketegangan antara Gus Dur dan Megawati. Politisi PDIP Djarot Syaiful Hidayat dalam Politik dan Ideologi PDI Perjuangan 2000-2009 (2024) menceritakan, Megawati marah karena kehadiran DEN mencampuri tugas-tugas Kwik.
Gus Dur dianggap mengintervensi pekerjaan ekonomi oleh Kwik yang merupakan kader PDIP. Namun, usia DEN tak lama. Saat Kwik mengundurkan diri dari kabinet pada 10 Agustus 2000, DEN praktis juga bubar.
Setelahnya DEN kemudian lenyap dan 'terkubur' begitu saja di setiap episode pemerintahan. Sampai akhirnya diaktifkan kembali oleh Presiden Prabowo Subianto
(arj/mij)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Luhut Ketua DEN Hingga China Tak Baik-Baik Saja
Next Article DEN Ingatkan Target Minyak 1 Juta Barel Jangan Mundur, Ini Akibatnya..