Profil Susie Wiles, 'Otak' Trump yang Jadi Kepala Staf Gedung Putih

1 week ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Susie Wiles telah ditunjuk sebagai Kepala Staf Gedung Putih oleh Presiden terpilih Donald Trump, menjadikannya wanita pertama dalam sejarah AS yang memegang posisi penting ini.

Jabatan kepala staf, yang sering kali menjadi posisi pertama yang diisi presiden terpilih, memiliki pengaruh besar, termasuk menangani transisi pemerintahan dan menjalankan kebijakan Gedung Putih sehari-hari. Setelah Trump dilantik sebagai presiden, Wiles akan menjadi penasihat utama dan pengatur kebijakan sehari-hari Gedung Putih.

Wiles, 67 tahun, adalah seorang veteran politik Florida yang mengawali kariernya di kantor Washington dari anggota kongres New York, Jack Kemp, pada 1970-an. Ia juga pernah bekerja dalam kampanye Ronald Reagan dan di Gedung Putih.

Setelah pindah ke Florida, Wiles berkontribusi dalam berbagai kampanye politik besar, termasuk membantu Rick Scott menjadi gubernur Florida dan kemudian mendukung Ron DeSantis dalam pemilihan gubernur 2018.

Namun, hubungannya dengan DeSantis akhirnya retak, dan Wiles kemudian menjadi kepala kampanye Trump yang bersaing dengan DeSantis dalam pemilihan primer presiden, di mana Trump menang telak.

Dalam pernyataan resminya, Trump memuji kontribusi besar Wiles. "Susie Wiles baru saja membantu saya meraih salah satu kemenangan politik terbesar dalam sejarah Amerika, dan merupakan bagian integral dari kampanye sukses saya pada 2016 dan 2020," kata Trump, dilansir The Guardian.

"Susie itu tangguh, cerdas, inovatif, dan dihormati secara universal."

Wiles juga dikenal sebagai "Ice Maiden" oleh Trump, yang ia sebutkan dalam pidato kemenangan di Palm Beach, Florida, sebagai seseorang yang "suka tetap berada di belakang layar."

Jejak Langkah Wiles dalam Dunia Politik AS

Menurut laporan dari Politico, Wiles digambarkan sebagai sosok "kekuatan yang lebih dirasakan daripada terlihat." Berkat kemampuannya, kampanye Trump kali ini menjadi lebih terorganisir dibandingkan dengan kampanye sebelumnya yang dinilai kacau dan impulsif.

Wiles dikenal mampu menjaga hubungan baik dengan wartawan dan memiliki pengetahuan luas tentang semua aspek dalam menjalankan kampanye politik.

Sebagai penasihat utama, Wiles berperan dalam mengendalikan kecenderungan Trump yang impulsif, bukan dengan menegur, tetapi dengan membangun rasa hormat dan menunjukkan bahwa Trump lebih berhasil saat mendengarkan saran darinya. Dalam satu momen kampanye di Pennsylvania, saat Trump membuat pernyataan kontroversial, Wiles hanya memandangnya dengan tatapan tajam, sebuah gestur yang disebutkan efektif dalam mengendalikan ucapan Trump.

Sebelum Wiles, posisi Kepala Staf Gedung Putih telah diisi oleh beberapa nama selama masa jabatan pertama Trump, termasuk Reince Priebus, Jenderal John Kelly, Mick Mulvaney, dan Mark Meadows.

Namun, Trump sering kali berselisih atau merasa tidak puas dengan pilihan tersebut, terutama Kelly yang sempat mengatakan bahwa Trump memenuhi "definisi umum dari fasis" menjelang pemilu.

Penunjukan Wiles menandai awal baru bagi Trump dengan harapan bahwa pengalaman dan hubungan kuat Wiles dalam politik akan memberi kestabilan yang diperlukan dalam menghadapi tantangan ke depan.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Gedung Putih Diperketat Hingga Apple Berhenti Sebut RI

Next Article MA AS Putuskan Trump Kebal Hukum Atas Tindakan Resmi Sebagai Presiden

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|