Jakarta, CNBC Indonesia - Perang masih terus berkecambuk di Timur Tengah. Pasukan Israel tetap menggempur Gaza, Palestina dan Lebanon.
Setidaknya 20 orang tewas setelah tentara Zionis menyerang kamp pengungsian Nuseirat lalu membom Rumah Sakit (RS) al-Wada di mana sejumlah pasien dirawat. Sementara 14 orang tewas dan 15 lainnya terluka saat serangan Israel menghancurkan apartemen di utara Lebanon.
Lalu apa saja update terbarunya? Berikut rangkuman CNBC Indonesia, Selasa (12/11/2024).
1.AS Serang Suriah
Amerika Serikat (AS), yang menjadi sekutu utama Israel, menyerang Suriah. Pasukannya di Timur Tengah, Komando Pusat AS (CENTCOM), mengatakan pihaknya menyerang sembilan target di dua lokasi.
Serangan ditujukan ke kelompok proksi Iran. Dikatakan bahwa mereka kerap melakukan operasi membahayakan tentara AS.
"Sebagai tanggapan atas beberapa serangan terhadap personel AS di Suriah selama 24 jam terakhir," katanya dalam postingan resmi di X, Selasa.
"Serangan ini akan menurunkan kemampuan kelompok yang didukung Iran untuk merencanakan dan meluncurkan serangan di masa mendatang terhadap pasukan AS dan koalisi yang berada di wilayah tersebut untuk melakukan operasi D-ISIS," klaim CENTCOM lagi.
2.Serangan Baru Israel di Gaza
Setidaknya 39 orang tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza Selasa pagi ini. Hari sebelumnya, 20 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka setelah serangan pesawat nirawak (drone) dilancarkan Israel di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah.
Kementerian Keehatan Gaza sendiri mengatakan genosida Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 43.603 warga Palestina dan melukai 102.929 orang. Data dihitung sejak 7 Oktober 2023.
3.Serangan Baru Israel di Lebanon
Israel kembali melakukan serangan udara yang mematikan di kota Ain Yaaqoub di Lebanon utara. Wali Kota Majed Drbes mengatakan sedikitnya 14 orang tewas dan 15 lainnya terluka.
Serangan di Ain Yaaqouby menghantam sebuah bangunan tempat tinggal 30 orang. Operasi itu menandai titik paling utara di Lebanon yang diserang pasukan Israel sejak perang dimulai pada Oktober 2023.
"Beberapa orang masih terjebak di bawah reruntuhan," kata Drbes dikutip Al-Jazeera.
Sebelumnya, Israel melakukan pemboman Israel di Saksakiyeh, di distrik Sidon. Hal ini menewaskan sedikitnya tujuh orang dan melukai tujuh lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.
Di Lebanon, sedikitnya 3.189 orang telah tewas dan 14.078 orang terluka. Ini terjadi sejak serangan Israel dimulai di Gaza.
4.Israel Isyaratkan Serang Nuklir Iran
Menteri pertahanan Israel yang baru, Israel Katz, mengusulkan serangan terhadap infrastruktur nuklir Iran. Hal ini ia sampaikan selama pertemuan internal, menurut Channel 12 Israel.
"Iran lebih rentan dari sebelumnya untuk menargetkan fasilitas nuklirnya. (Sekarang) ada kemungkinan untuk menghilangkan ancaman tersebut," kata Katz.
"Tujuan utama dapat dicapai, untuk menggagalkan dan menghilangkan ancaman pemusnahan Israel," tambahnya.
Katz ditunjuk minggu lalu untuk menggantikan Yoav Gallant. Pejabat Iran telah berjanji untuk membalas serangan Israel pada 26 Oktober di Teheran, yang mengakibatkan tewasnya empat tentara.
5."Tak Ada Negara Palestina"
Israel kembali menentang ide pendirian negara Palestina. Menteri Luar Negeri Gideon Saar menegaskan penolaknnya, seraya berujar hal itu "tak realistis".
Hal ini ia ucapkan setelah pemimpin Palestina Mahmud Abbas mendesak kembali komitmen terhadap negaranya yang "berdaulat". Upaya normalisasi tersebut merupakan bagian dari Perjanjian Abraham 2020 yang diawasi oleh Donald Trump, dan prosesnya dapat dilanjutkan setelah presiden terpilih kembali ke Gedung Putih pada bulan Januari.
"Saya rasa posisi ini tidak realistis saat ini dan kita harus realistis," kata menteri yang baru diangkat itu, Senin, dikutip AFP.
"Negara Palestina akan menjadi "negara Hamas", tuding Saar.
6.Israel Sesumbar Segera Caplok Tepi Barat 2025
Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich berjanji mencaplok Tepi Barat, yang diduduki pada tahun 2025. Ia menyebut kembalinya Trump ke tampuk kekuasaan di AS sebagai "kesempatan penting".
"Tahun 2025 akan menjadi, dengan pertolongan Tuhan, tahun kedaulatan di Yudea dan Samaria," kata menteri sayap kanan itu, menggunakan nama alkitabiah untuk Tepi Barat, dikutip AFP.
Israel telah menduduki Tepi Barat sejak tahun 1967. Palestina mengklaim wilayah itu sebagai bagian dari negara merdeka di masa depan, dan telah berulang kali memperingatkan bahwa permukiman Israel di sana merupakan hambatan bagi perdamaian.
Smotrich, yang portofolio menterinya juga mencakup beberapa bidang pekerjaan kementerian pertahanan, mengatakan ia telah memerintahkan persiapan untuk "menerapkan kedaulatan" atas permukiman Israel. Sebelumnya, Smotrich mengucapkan selamat kepada Trump atas "kemenangannya yang luar biasa dan menyeluruh", yang menurut politisi sayap kanan itu "juga membawa peluang penting bagi Negara Israel".
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengakui bertanggung jawab atas ledakan pager massal yang mengguncang Lebanon pada September lalu. Ini pertama kalinya Netanyahu mengakui dirinya dalang dibalik peristiwa tersebut.
"Ada pejabat senior di lembaga pertahanan dan eselon politik yang bertanggung jawab atas mereka yang menentang operasi pager, serta pemusnahan (pemimpin Hizbullah Hassan) Nasrallah," kata Netanyahu dalam sebuah rapat kabinet seperti dikutip oleh Channel Israel 12.
"Sebelum operasi pager, mereka mengatakan kepada saya bahwa AS akan menentangnya, tetapi saya tidak mendengarkan mereka," tambahnya.
Ini adalah pertama kalinya seorang pejabat tinggi Israel secara terbuka mengakui tanggung jawab atas ledakan massal perangkat komunikasi nirkabel di Lebanon.
Nasrallah sendiri dibunuh dalam serangan udara Israel di Beirut selatan pada 27 September.
8.Houthi dan Hizbullah Rudal Israel
Kelompok Houthi dari Yaman yang didukung Iran menyatakan telah melakukan serangan rudal terhadap Israel pada Senin waktu setempat. Serangan tersebut menargetkan pangkalan militer Nahal Sorek di pusat Israel, di dekat Jaffa.
Dilansir AFP, pernyataan Houthi menyebutkan bahwa serangan tersebut "mengenai target dengan akurat dan menyebabkan kebakaran". Di sisi lain, militer Israel mengonfirmasi telah berhasil mencegat rudal yang ditembakkan dari Semenanjung Arab, namun belum memberikan rincian terkait lokasi atau kerusakan akibat serangan tersebut.
Sebelumnya, Houthi telah berhasil menembus Iron Dome Israel saat drone yang diluncurkan mampu mengguncang Tel Aviv dan menyebabkan satu orang tewas. Terlepas dari kesuksesan peluncuran rudal pada Senin, klaim Houthi yang menyatakan serangan ini telah mencapai targetnya menambah dimensi baru bagi konflik yang terus memanas di wilayah itu.
Sementara itu, kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah, mengatakan telah menyerang pangkalan industri militer Zevulon di utara Haifa dengan salvo rudal, Selasa pagi. Selain itu, Hizbullah mengatakan para pejuangnya menargetkan pangkalan Shraga di utara kota Acre dan menembakkan rentetan rudal ke daerah Krayot di utara Haifa.
Militer Israel mengonfirmai 75 proyektil ditembakkan dari Lebanon ke Israel. Sebelumnya, militer mengatakan bahwa 50 roket diluncurkan dari Lebanon ke Galilea bagian atas dan barat.
9.Negara Arab & Muslim Bergerak Bentuk Negara Palestina
Di sisi lain, para pemimpin Arab dan Muslim menuntut agar Israel menarik diri dari wilayah Palestina yang diduduki sebagai prasyarat bagi perdamaian regional. Mereka pun mengecam kejahatan Israel yang di Gaza.
Sebuah pertemuan puncak di ibu kota Arab Saudi, Riyad, yang mempertemukan Liga Arab dan 57 negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Mereka berbicara dengan satu suara mengenai kekacauan yang terjadi di seluruh wilayah, lebih dari setahun setelah perang Israel-Hamas di Jalur Gaza.
"Perdamaian yang adil dan menyeluruh di kawasan... tidak dapat dicapai tanpa mengakhiri pendudukan Israel atas semua wilayah Arab yang diduduki hingga batas 4 Juni 1967," bunyi pernyataan penutup KTT tersebut mengacu pada Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem timur serta Gaza dan Dataran Tinggi Golan.
Pernyataan tersebut menyebutkan resolusi PBB yang menyerukan Israel untuk menarik diri dari wilayah-wilayah ini. Mereka juga menyinggung Prakarsa Perdamaian Arab 2002, di mana negara-negara Arab menawarkan hubungan normal kepada Israel sebagai imbalan atas perjanjian dua negara dengan Palestina di sepanjang garis 1967.
"Masyarakat internasional harus meluncurkan rencana dengan langkah-langkah dan waktu yang spesifik di bawah sponsor internasional untuk mewujudkan negara Palestina yang berdaulat," tambah pernyataan tersebut lagi.
Pemerintah sayap kanan Israel yang dipimpin Netanyahu tetap menentang keras negara Palestina, sebuah poin yang ditegaskan sebelumnya pada hari Senin ketika menteri luar negeri Israel yang baru diangkat, Gideon Saar, menyebut negara Palestina tidak realistis. Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich kemudian berjanji untuk mendorong aneksasi sebagian wilayah Tepi Barat pada tahun 2025.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Israel Gempur Ibu Kota Suriah, Targetkan Aset-Aset Hizbullah
Next Article Perang Baru Arab Berkobar, Israel Serang Hizbullah ke Jantung Lebanon