Awas 'Perang' AS VS Jepang Memanas Gara-Gara Baja dan Biden

1 month ago 17

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan terjadi antara perusahaan Jepang dan pemerintah Amerika Serikat (AS). Hal ini terkait rencana akuisisi perusahaan AS US Steel, oleh perusahaan Jepang Nippon Steel.

Mengutip AFP, Rabu (11/12/2024), Nippon Steel mengecam pemerintah AS dan menyebutnya berlaku politik yang "tidak pantas". Bloomberg News melaporkan bahwa Presiden Joe Biden akan memblokir rencana pengambilalihan itu.

Perlu diketahui, kesepakatan senilai US$14,9 miliar (Rp 236 triliun) termasuk utang sedang ditinjau oleh badan yang mengaudit pengambilalihan perusahaan AS oleh pihak asing, yang dipimpin oleh Menteri Keuangan Janet Yellen. Bloomberg dilaporkan laman Prancis tersebut, mengutip orang-orang yang dekat dengan masalah tersebut yang mengatakan Biden berencana untuk memblokir penjualan tersebut dengan alasan keamanan nasional ketika audit ditarget selesai akhir bulan ini.

"Tidaklah pantas jika politik terus lebih penting daripada kepentingan keamanan nasional yang sebenarnya, terutama dengan aliansi yang sangat diperlukan antara AS dan Jepang sebagai fondasi yang penting," kata pernyataan Nippon Steel.

"Kami telah terlibat dengan itikad baik dengan semua pihak untuk menggarisbawahi bagaimana transaksi tersebut akan memperkuat ekonomi dan keamanan nasional Amerika dengan melawan ancaman yang ditimbulkan oleh China," tambahnya.

"Nippon Steel masih yakin pada keadilan dan kewajaran Amerika dan sistem hukumnya, dan jika perlu akan bekerja sama dengan US Steel untuk mempertimbangkan dan mengambil semua langkah yang tersedia guna mencapai kesimpulan yang adil."

US Steel sendiri berpendapat bahwa mereka membutuhkan kesepakatan dengan Nippon Steel guna memastikan investasi yang cukup di pabrik-pabriknya di Mon Valley di Pennsylvania. Pabrik mungkin harus ditutup jika penjualan diblokir.

Namun Biden sebelumnya telah menyatakan penentangannya terhadap pengambilalihan tersebut. Pemblokiran serupa juga telah diutarakan presiden terpilih AS, Donald Trump, yang akan dilantik pada 20 Januari.

"Saya sepenuhnya menentang U.S. Steel yang dulu hebat dan kuat dibeli oleh perusahaan asing, dalam hal ini Nippon Steel dari Jepang," tulis Trump di platform Truth Social miliknya pada awal Desember.

"Melalui serangkaian Insentif Pajak dan Tarif, kami akan membuat US Steel 'Kuat dan Hebat Lagi', dan itu akan terjadi 'CEPAT'! Sebagai Presiden, saya akan menghalangi kesepakatan ini terjadi," tambahnya.

Menanggapi laporan Bloomberg, juru bicara Gedung Putih Robyn Patterson mengatakan Biden akan menunggu dan melihat hasil tinjauan berkelanjutan atas kesepakatan tersebut oleh Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS). Menurutnya posisi presiden sejak awal adalah sangat penting bagi baja AS untuk dimiliki dan dioperasikan di dalam negeri.

"Kami belum menerima rekomendasi CFIUS. Proses CFIUS sedang dan masih berlangsung," ujarnya.

Saham US Steel ditutup turun 9,7% pada hari Selasa di Wall Street setelah laporan tersebut. Nippon turun 0,1% di Tokyo pada hari Rabu.

Sebelumnya di akhir November, Perdana Menteri (PM) Jepang Shigeru Ishiba telah mengirim surat kepada Biden yang meminta persetujuannya atas akuisisi US. Steel oleh Nippon Steel. Ini untuk memperkuat hubungan antara kedua negara, menurut dua sumber yang mengetahui masalah tersebut, dikutip Reuters.

"Di bawah kepemimpinan Anda, aliansi ini telah mencapai kekuatan yang belum pernah terjadi sebelumnya," katanya.

"Kami dengan hormat meminta pemerintah AS untuk menyetujui akuisisi yang direncanakan oleh Nippon Steel agar tidak membayangi pencapaian yang telah Anda kumpulkan selama empat tahun terakhir," bunyi surat itu lagi.

Ishiba menegaskan kembali dalam suratnya kepada Biden bahwa kesepakatan tersebut akan menguntungkan kedua negara. Termasuk bagaimana komitmen Jepang untuk melindungi pekerja AS.

"Nippon Steel sangat berkomitmen untuk melindungi pekerja US. Steel dan membuka masa depan yang sejahtera bersama dengan U.S. Steel dan para pekerjanya," kata Ishiba.

"Akuisisi yang diusulkan akan memungkinkan perusahaan baja Jepang dan AS untuk menggabungkan teknologi canggih dan meningkatkan daya saing, serta akan berkontribusi pada peningkatan kapasitas produksi baja dan lapangan kerja di Amerika Serikat," tambahnya.

Tidak jelas apakah Biden telah membalas surat tersebut.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Kim Jong Un Panas! Kutuk Latihan Militer AS, Korsel dan Jepang

Next Article Awas 'Perang Dagang' Baru Dimulai, AS VS Jepang

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|