Blok Migas Rokan Gunakan AI, Begini Dampaknya

1 month ago 17

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) sebagai anak usaha dari Subholding Upstream Pertamina yakni PT Pertamina Hulu Energi mengungkapkan beragam pengaruh dari inovasi digitalisasi menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam Wilayah Kerja (WK) Migas Rokan.

VP Information Technology PHR, Triatmojo Rosewanto mengatakan, salah satu fungsi dari penggunaan AI bagi perusahaan adalah menjaga agar produksi minyak yang dilakukan oleh perusahaan tidak merosot.

"Dari mulai waktu zaman alih kelola terakhir itu kan di 158-159 ribu barel oil per day (BOPD). Sekarang kan di 161 ribu barel oil per day. Nah kalau pas 159 (ribu BOPD) itu kita nggak ngapain-ngapain, itu mungkin tahun ini udah 111-112 (ribu) BOPD," jelas Triatmojo saat ditemui di sela acara Konferensi Pers PHR Digital Day 2024, di Kantor PHR, Jakarta, Senin (11/11/2024).

Adapun, sistem AI yang digunakan oleh perusahaan salah satunya adalah e-state & AI News Crawler yang memfasilitasi pemantauan isu secara cepat dan responsif.

Teknologi AI itu sendiri digunakan dalam pemantauan kinerja pompa, di mana kemampuan prediksi yang ditingkatkan mampu mengidentifikasi pompa yang melemah hingga 20 hari lebih cepat.

Lebih lanjut, Triatmojo menilai, penggunaan AI yang dilakukan oleh perusahaan bisa turut meningkatkan produktivitas perusahaan untuk memproduksi minyak agar terus melonjak. "Ya pertama productivity ya kan, dari kinerja kita ya produksi minyak itu membantu itu," tambahnya.

Selain itu, pihaknya juga melakukan inovasi teknologi yang disebut sebagai SCADA yakni Supervisory Control and Data Acquisition. Sistem tersebut berbasis Industrial Internet of Things (IIOT) yang memungkinkan terlaksananya pemantauan dan pengendalian proses produksi secara real-time.

"Kalau misalnya untuk well monitoring ya memang pada saat ini ada 4 ribuan, 6 ribuan yang udah ada SCADA nya misalnya. SCADA nya itu untuk kontrol sistem gitu ya yang kita bisa monitor," jelasnya.

Triatmojo mengatakan, penggunaan SCADA itu sendiri bahkan mempengaruhi hingga 80% produksi yang dilakukan oleh perusahaan.

"Tapi kebetulan itu adalah yang mempengaruhi 80% dari produksi. Kan mungkin pertanyaannya itu kalau segitu seberapa besar investasinya gitu ya. Ini makanya kita lakukan bertahap, tetapi solusi-solusi itu berlaku umum Bapak-Ibu. Jadi kita buat memang bisa applicable ke semua," imbuhnya.

Selain untuk bisa meningkatkan produksi minyak yang dilakukan oleh perusahaan, penggunaan AI tersebut bisa meningkatkan keselamatan kerja, hingga efisiensi pengeluaran oleh perusahaan.

Tercatat, perusahaan berhasil menghemat pengeluaran dan menghasilkan nilai tambahan melalui penggunaan AI mencapai US$ 30-50 juta setara Rp 785,9 miliar (asumsi kurs Rp 15.719 per US$) di tahun 2023 lalu.

"Dengan adanya AI melihat opportunity ngasih rekomendasi dikerjakan jadi ada cost efisiensi kan. Nggak usah nunggu well-nya (sumur) mati. Jadi peningkatan produksi, cost efisiensi, keselamatan. Paling nggak tiga hal itu," tegasnya.

Asal tahu saja, WK Rokan mencakup lebih dari 6.400 km² dengan lebih dari 11.300 sumur aktif. Sejak alih kelola pada Agustus 2021, PHR telah melakukan lebih dari 1.300 pemboran sumur baru. Hal itu menunjukkan skala operasi yang besar dan kompleks, di mana tanpa teknologi dan inovasi digital, PHR akan menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan dan meningkatkan produksi di lapangan-lapangan minyak yang telah berusia puluhan tahun.


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Prabowo Temui Xi Jinping - Israel Warning Warganya Tak Usah Ke Eropa

Next Article Blok Minyak RI Dianggurin 2 Tahun Berturut-turut, Ini Jurus Pemerintah

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|