Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bicara mengenai transisi energi di Rapat Koordinasi Nasional Investasi 2024, di Jakarta, Rabu (11/12/2024). Salah satunya yang disinggung adalah rencana Indonesia membangun reaktor nuklir.
"Program satu lagi yang masuk adalah pengembangan energi berbasis nuklir, hampir semua negara sudah menengok nuklir," kata Airlangga dalam sambutannya.
Menurutnya sumber energi ini bisa terus digunakan dalam kurun waktu 10 - 15 tahun mendatang. Terlebih menghasilkan energi yang rendah polusi hingga membutuhkan cost yang relatif bersaing.
Selain itu untuk pengembangan di Indonesia saat ini juga sudah ada komitmen bantuan dari negara lain.
"PLN menandatangani dengan Amerika dan Jepang untuk small modular reaktor," katanya.
Diketahui beberapa waktu lalu pihak sudah Amerika Serikat mengumumkan kerja sama pengembangan reaktor modular kecil pada PLTN di Kalimantan Barat. Rencananya Indonesia Power yang merupakan anak usaha PT PLN (Persero) akan bekerja sama perusahaan AS NuScale OVS LCC, dan perusahaan Jepang JGC Corporation.
Menurut Airlangga ini bisa menambah daya dukung industri energi Indonesia. Tidak hanya nuklir, beberapa proyek rendah energi yang sedang dibangun antara lain Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS) di Jawa Barat. Ia juga berpesan kepada Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani untuk menyelesaikan hal ini.
"Jadi saya minta pak menteri untuk bicara dekat dengan manajemen PLN karena beberapa program on the pipeline hampir 1 tahun contohnya PLTP sampah Legok Nangka di Jawa Barat," katanya.
Diharapkan dengan PLTP ini juga bisa menyelesaikan persoalan sampah perkotaan.
Airlangga mengungkapkan transisi energi hijau merupakan janji Presiden di forum G20 maupun APEC. Proyek tansisi energi seperti pembangkit dari sampah, geothermal hingga nuklir ini masuk dalam list project yang memenuhi syarat pendnanaan Just Energy Transition Partenership (JETP) senilai US$ 20 miliar hingga Asia Zero Emission Communitu (AZEC) mencapai US$ 500 juta.
(emy/mij)
Saksikan video di bawah ini:
Video: 2032, RI Bakal Punya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir!
Next Article Menteri ESDM Sebut RI Siap Pakai Listrik dari Nuklir Setelah 2040