Jakarta, CNBC Indonesia - Dua orang ditemukan tewas di ruang roda pesawat JetBlue Airways yang terbang dari New York City dan mendarat di Bandara Internasional Fort Lauderdale-Hollywood. Penemuan ini menambah panjang kekhawatiran atas keamanan maskapai.
Maskapai JetBlue pada Selasa mengatakan dua jenazah itu ditemukan Senin malam selama inspeksi perawatan pasca-penerbangan. Identitas mereka tidak diketahui dan bagaimana cara mereka mengakses pesawat masih dalam penyelidikan.
"Ini adalah situasi yang memilukan, dan kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan pihak berwenang guna mendukung upaya mereka untuk memahami bagaimana ini terjadi," kata JetBlue dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip CNN International, Rabu (8/1/2025).
JetBlue mengatakan pesawat itu terakhir kali beroperasi sebagai Penerbangan 1801 dari Bandara Internasional John F. Kennedy di New York. Penerbangan itu mendarat di Fort Lauderdale pada pukul 11:10 malam, menurut situs web pelacakan penerbangan FlightAware.
"Seorang teknisi gerbang di area roda pendaratan melihat dua pria yang tampaknya adalah Signal 7, memberi tahu mereka bahwa mereka tidak bergerak di area roda pendaratan," kata sumber anonim di radio Kantor Sheriff Broward County, sebagaimana direkam di situs web Broadcastify merujuk Signal 7 sebagai kode polisi untuk orang yang telah meninggal di AS.
"Kedua orang yang meninggal adalah pria. Selain itu, identitas mereka saat ini tidak diketahui. Kantor Pemeriksa Medis Broward County akan melakukan otopsi untuk menentukan penyebab kematian kedua orang tersebut," kata juru bicara Kantor Sheriff Broward County, Carey Codd.
Menurut seorang pejabat penegak hukum, mayat-mayat itu telah membusuk parah. Sementara juru bicara Departemen Penerbangan Broward County Arlene Satchell menyebut penyelidikan tersebut tidak memengaruhi operasi di bandara.
Penemuan ini terjadi dua minggu setelah sebuah mayat ditemukan di ruang kemudi pesawat United Airlines dari Chicago ke Maui. Federasi penerbangan AS, Federal Aviation Administration (FAA) mengatakan kompartemen roda pendaratan sering digunakan oleh penumpang gelap, yang tidak menyadari betapa sedikitnya ruang yang tersedia di ruang kemudi saat roda pendaratan ditarik.
Penumpang gelap yang tidak terjepit sering kali kehilangan kesadaran karena kekurangan oksigen atau kedinginan saat pesawat berada di ketinggian jelajah. Menurut laporan FAA tahun 2011, sekitar 80% orang yang mencoba terbang di ruang kemudi atau kompartemen eksternal lain di pesawat dipastikan berakhir meninggal dunia.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Masih Panas, Menlu AS Kunjungi Korsel
Next Article Detik-Detik Pesawat Terjun Bebas 20.000 Kaki dalam 6 Menit