Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat terbatas pada awal perdagangan sesi I Senin (4/11/2024). Pasar bakal menyambut sentimen pasar yang masih cukup beragam sepanjang pekan ini.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka menguat 0,22% ke posisi 7.521,49. Selang enam menit setelah sesi I dibuka, IHSG cenderung 'galau' yakni turun tipis 0,08% ke 7.498,91.
Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 729 miliar dengan volume transaksi mencapai 1,1 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 81.100 kali.
Pergerakan IHSG pada pekan ini akan diwarnai oleh berbagai sentimen dari global dan dalam negeri, terutama terkait pemilihan presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS), pertemuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), dan rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia periode kuartal III-2024.
Tensi politik di negeri Paman Sam semakin memanas mendekati Pilpres yang akan dilaksanakan pada Selasa besok waktu AS.
Pekan ini akan menjadi penentu siapa yang akan menjadi pemimpin dari Negeri Adidaya tersebut dari dua kandidat yang akan dipilih.
Awalnya ada dua kandidat yang maju yakni mantan Presiden, Donald Trump dan Presiden saat ini, Joe Biden. Trump menjadi perwakilan Partai Republik, sementara Biden dari Partai Demokrat.
Namun, pada Juli lalu Biden memutuskan untuk mundur dan kemudian digantikan oleh Wakil Presiden AS, Kamala Harris.
Setelah kabar mundur-nya Biden, kedua kandidat tersebut mengumukan calon Wakil Presiden. Trump maju bersama JD Vance, sedangkan Kamala Harris maju bersama Tim Walz.
Selain Pilpres AS, pekan ini pasar juga menanti pengumuman suku bunga AS dari hasil Federal Meeting Federal Open Market Commitee (FOMC) The Fed yang berlangsung dua hari (6-7 November 2024).
Pasar memperkirakan Komite Pasar Terbuka Federal akan memangkas suku bunga lagi sebesar 0,25% pada tanggal 7 November, menurut perkiraan oleh CME FedWatch Tool kini peluang pemangkasan sudah mencapai nyaris 99%.
Ini akan menjadi pemangkasan kedua dalam siklus ini setelah pengurangan sebesar 0,5% pada tanggal 18 September dan akan membawa kisaran target untuk suku bunga dana federal antara 4,5% dan 4,75%.
Masih dari negeri Paman Sam, kita juga patut mengantisipasi posisi indeks dolar AS (DXY) yang masih tinggi, seiring dengan pelaku pasar yang mengumpulkannya untuk aset safe haven di tengah ketidakpastian pemilu dan suku bunga.
Pantauan CNBC Indonesia pada akhir pekan lalu, DXY kembali naik 0,41% ke posisi 104,31 yang menandai posisi tertinggi sejak 1 Agustus atau sekitar dua bulan lalu.
Posisi indeks dolar yang cukup tinggi perlu diantisipasi lantaran akan menjadi penekan bagi mata uang lainnya, termasuk rupiah dan cenderung berimbas ke IHSG.
Dari dalam negeri, pada Selasa besok, Badan Pusat Statistik (BPS) akan melaporkan Produk Domestik Bruto (PDB) RI pada kuartal III-2024.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan melandai pada kuartal III-2024 sejalan dengan melemahnya daya beli dan konsumsi masyarakat serta absennya Hari Besar Keagamaan.
Secara historis, pertumbuhan kuartal III biasanya memang lebih rendah dibandingkan kuartal II karena masyarakat mulai mengerem belanja. Terlebih tidak ada perayaan keagamaan atau event besar selama Juli-September 2024. Dua lebaran yakni Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha sudah berlangsung pada periode April-Juni tahun ini.
Sementara itu, pemilihan umum sudah digelar pada kuartal I-2024.
Sebagai catatan, ekonomi Indonesia tumbuh 5,05 (year-on-year/yoy) dan 3,79% (quarter-to-quarter/qtq) pada kuartal II-2024. Sementara itu, ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% (yoy) dan 1,60% (qtq) pada kuartal III-2023.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang meyakini, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2024 masih akan tumbuh 5,06%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Respons Positif Kabinet Prabowo, IHSG Menguat 7 Hari Beruntun
Next Article Meski Minim Sentimen, IHSG Lompat 1,33% ke 7.129 di Sesi I