Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau kembali merana pada awal perdagangan sesi II Selasa (5/11/2024), setelah data perekonomian Indonesia pada kuartal III-2024 cenderung lesu.
Per pukul 13:30 WIB, IHSG merosot 0,94% ke posisi 7.434,72. IHSG pun terkoreksi ke level psikologis 7.400 pada sesi I hari ini.
Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 4,8 triliun dengan melibatkan 12 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 833.699 kali. Sebanyak 151 saham naik, 446 saham turun, dan 178 saham cenderung stagnan.
Secara sektoral, properti menjadi yang paling parah koreksinya sekaligus menjadi penekan terbesar IHSG di sesi II hari ini yakni mencapai 0,88%.
Sementara dari sisi saham, emiten konglomerasi Prajogo Pangestu PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), serta emiten telekomunikasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menjadi penekan IHSG masing-masing mencapai 11,1, 3,8, dan 4,6 indeks poin.
Berikut saham-saham penekan IHSG pada sesi I hari ini.
IHSG kembali merana setelah dirilisnya data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2024, di mana perekonomian RI terpantau melandai ke bawah 5%.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal III-2024 hanya tumbuh 4,95% secara tahunan (year-on-year/yoy). Catatan ini merupakan capaian pertumbuhan terendah dalam satu tahun terakhir.
Hal ini menjadi pertumbuhan ekonomi terendah yang terjadi dalam satu tahun terakhir, yakni pada kuartal III-2023 yang sebesar 4,94%. Sedangkan kuartal IV-2023 mampu sebesar 5,04%, kuartal I-2024 sebesar 5,11%, dan kuartal II-2024 sebesar 5,05%.
"Secara yoy, ekonomi triwulan III-2024 tumbuh 4,95%," kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (5/11/2024).
Amalia menjelaskan, laju pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada kuartal III-2024 di bawah 5% itu merupakan disebabkan faktor musiman, yakni tren kuartal III selalu lebih rendah dari pertumbuhan bulan-bulan sebelumnya.
"Ini sejalan dengan pola musiman," ungkap Amalia, yang juga menjabat sebagai Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas.
Sementara itu, BPS juga melaporkan jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,47 juta orang. Realisasi ini lebih rendah 0,39 juta orang dibandingkan periode Agustus 2023.
"Angkatan kerja yang tidak terserap pasar kerja dan menjadi pengangguran jumlahnya 7,47 juta orang," kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Jumat (1/11/2024)
Amalia menyampaikan, penduduk usia kerja di Indonesia mencapai 215,37 juta orang. Angkatan kerja sebanyak 152,11 juta orang. Dari jumlah tersebut yang bekerja sebanyak 144,64 juta orang.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini: