Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau kembali merana pada perdagangan sesi I Senin (4/11/2024), di tengah sikap wait and see investor menanti beberapa rilis data ekonomi dan agenda penting pada pekan ini.
Hingga pukul 11:30 WIB, IHSG merosot 0,94% ke posisi 7.434,72. IHSG pun terkoreksi ke level psikologis 7.400 pada sesi I hari ini.
Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 4,8 triliun dengan melibatkan 12 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 833.699 kali. Sebanyak 151 saham naik, 446 saham turun, dan 178 saham cenderung stagnan.
Tercatat seluruh sektor bergerak di zona merah pada hari ini, dengan sektor transportasi kembali menjadi penekan terbesar IHSG di sesi I hari ini yakni mencapai 1,97%.
Sementara dari sisi saham, emiten konglomerasi Prajogo Pangestu PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), emiten perbankan raksasa PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menjadi penekan terbesar IHSG yakni masing-masing 9,2, 8,2, dan 6,8 indeks poin.
Berikut saham-saham penekan IHSG pada sesi I hari ini.
IHSG kembali merana di tengah banyaknya sentimen pasar pada pekan ini, baik dari global maupun dalam negeri. Sentimen dari pemilihan presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS), pertemuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), dan rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia periode kuartal III-2024 akan menjadi penggerak IHSG di hari ini dan sepanjang pekan ini.
Tensi politik di negeri Paman Sam semakin memanas mendekati Pilpres yang akan dilaksanakan pada Selasa besok waktu AS.
Awalnya ada dua kandidat yang maju yakni mantan Presiden, Donald Trump dan Presiden saat ini, Joe Biden. Trump menjadi perwakilan Partai Republik, sementara Biden dari Partai Demokrat.
Namun, pada Juli lalu Biden memutuskan untuk mundur dan kemudian digantikan oleh Wakil Presiden AS, Kamala Harris.
Setelah kabar mundur-nya Biden, kedua kandidat tersebut mengumumkan calon Wakil Presiden. Trump maju bersama JD Vance, sedangkan Kamala Harris maju bersama Tim Walz.
Pekan ini akan menjadi penentu siapa yang akan menjadi pemimpin dari Negeri Adidaya tersebut dari dua kandidat yang akan dipilih.
Selain Pilpres AS, pekan ini pasar juga menanti pengumuman suku bunga AS dari hasil Federal Meeting Federal Open Market Commitee (FOMC) The Fed yang berlangsung dua hari (6-7 November 2024).
Pasar memperkirakan Komite Pasar Terbuka Federal akan memangkas suku bunga lagi sebesar 0,25% pada tanggal 7 November, menurut perkiraan oleh CME FedWatch Tool kini peluang pemangkasan sudah mencapai nyaris 99%.
Ini akan menjadi pemangkasan kedua dalam siklus ini setelah pengurangan sebesar 0,5% pada tanggal 18 September dan akan membawa kisaran target untuk suku bunga dana federal antara 4,5% dan 4,75%.
Dari dalam negeri, pada Selasa besok, Badan Pusat Statistik (BPS) akan melaporkan Produk Domestik Bruto (PDB) RI pada kuartal III-2024.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan melandai pada kuartal III-2024 sejalan dengan melemahnya daya beli dan konsumsi masyarakat serta absennya Hari Besar Keagamaan.
Secara historis, pertumbuhan kuartal III biasanya memang lebih rendah dibandingkan kuartal II karena masyarakat mulai mengerem belanja. Terlebih tidak ada perayaan keagamaan atau event besar selama Juli-September 2024. Dua lebaran yakni Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha sudah berlangsung pada periode April-Juni tahun ini.
Sementara itu, pemilihan umum sudah digelar pada kuartal I-2024.
Sebagai catatan, ekonomi Indonesia tumbuh 5,05 (year on year/yoy) dan 3,79% (quartal to quartal/qtq) pada kuartal II-2024. Sementara itu, ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% (yoy) dan 1,60% (qtq) pada kuartal III-2023.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang meyakini, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2024 masih akan tumbuh 5,06%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Respons Positif Kabinet Prabowo, IHSG Menguat 7 Hari Beruntun
Next Article IHSG Balik Loyo di Akhir Sesi I, Lagi-Lagi BREN Jadi Biang Keladi