IHSG Sesi 1 Ambles 1,18%, Saham ADRO Masih Jadi Beban!

2 months ago 21

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lanjutkan pelemahan hingga penutupan perdagangan sesi 1 akhir pekan ini Jumat (29/11/2024).

Hasil pantauan CNBC Indonesia, hingga penutupan sesi 1 tepat pukul 11.30, IHSG tercatat makin terpuruk hingga 1,18% ke level 7.115,39.

Pelemahan ini semakin tergambar dengan tercatat hanya 175 saham alami penguatan, sementara 396 saham melemah, dan 213 saham stagnan.

Ditambah dengan nilai transaksi yang mencapai Rp6,6 triliun, menunjukkan pergerakan yang signifikan di tengah tekanan pasar. Di sisi lain, volume perdagangan mencapai 15,4 miliar saham, dengan total 666.465 transaksi yang tercatat di sesi tersebut.

9 dari 10 sektor saham kompak bergerak di zona merah, hanya sektor properti yang terpantau bergerak di zona hijau dengan penguatan 1,85%.

Tiga sektor yang menjadi beban utama dari keterpurukan ini yakni sektor Basic Materials yang alami pelemahan terdalam hingga 1,82%, disusul oleh Utilities dan Energy yang masing-masing alami penurunan 1,39% dan 1,62%.

Sementara dari sisi konstituen, saham perbankan, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi laggard paling dalam dengan membebani hingga 20,09 indeks poin, dilanjutkan oleh saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) yang menurun 19,47 poin.

Saham lainnya yang masih menjadi beban terberat yakni, saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) yang menyeret turun 8,33 poin, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) 7,23 poin, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) 4,57 poin.

Lebih lanjut keterpurukan IHSG pada perdagangans sesi 1 ini juga tertekan olehaksi jual saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) yang terus berlanjut.

Chief Economist & Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Wisnubroto mengatakan bahwa Berlanjutnya pelemahan IHSG disebabkan berlanjutnya arus modal asing keluar dari pasar saham Indonesia. Investor asing telah mencatatkan arus modal asing keluar dari pasar saham Indonesia dalam 16 hari berturut-turut.

Selain itu Rully juga menambahkan terkait pelemahan rupiah serta kenaikan imbal hasil dari US treasury menjadi salah satu beban IHSG. "Saya rasa pelemahan masih bisa berlanjut, meski mungkin tidak akan terlalu banyak lagi. Salah satu yang berpengaruh adalah pelemahan Rupiah/penguatan indeks Dollar, dan juga kenaikan imbal hasil dari US treasury" ungkapnya.

Di sisi lain, pelemahan IHSG turut dipicu oleh aksi jual saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) yang terus berlanjut setelah pembagian dividen jumbo.

Saham ADRO anjlok signifikan hingga 24,80% ke level Rp2.760 per lembar pada perdagangan sebelumnya (28/11/2024), sedangkan pada akhir sesi 1hari ini ADRO kembali ambruk hingga 22,83% menjadi Rp2.130 per lembar seiring langkah investor yang merealisasikan keuntungan pasca pembagian dividen dengan yield mencapai 36,05%.

Tekanan pada saham berkapitalisasi besar seperti ADRO ini memberikan dampak negatif terhadap pergerakan IHSG secara keseluruhan.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(tsn/tsn)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Anak Usaha ADRO Mau IPO, Intip Prospeknya!

Next Article Video: Menilik Prospek Spin Off Anak Usaha ADRO

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|