Intelijen AS Ungkap Potensi Perang Nuklir dengan Rusia, Ini Laporannya

2 months ago 16

Jakarta, CNBC Indonesia - Intelijen Amerika Serikat (AS) mengungkapkan potensi perang nuklir antara negara itu dengan Rusia, yang terus memanas pasca-Washington memberikan izin kepada Ukraina untuk menggunakan senjata buatannya ke wilayah Moskow. Hal ini disampaikan oleh lima sumber kepada Reuters, Rabu (27/11/2024).

Dalam pernyataannya, sumber-sumber tersebut mengungkapkan bahwa potensi terjadinya perang nuklir antara dua negara tersebut nihil. Hal itu tidak mungkin terjadi meski Presiden Rusia Vladimir Putin makin agresif dalam membuat pernyataan terkait senjata berbahaya itu.

"Penilaiannya konsisten: ATACM tidak akan mengubah kalkulasi nuklir Rusia," kata seorang ajudan kongres yang diberi pengarahan tentang intelijen, mengacu pada rudal Amerika dengan jangkauan hingga 190 mil (306 km).

Salah satu dari lima sumber AS tersebut mengatakan bahwa saat ini Rusia sedang memosisikan diri sebagai negara yang setara dengan Washington. Salah satu upaya yang dilakukan Moskow untuk melakukan penyetaraan ini adalah peluncuran rudal balistik baru, yang dilakukan minggu lalu.

Pejabat AS mengatakan laporan intelijen tersebut telah membantu memandu perdebatan yang sering memecah belah selama beberapa bulan terakhir di dalam pemerintahan Presiden Joe Biden tentang apakah pelonggaran pembatasan penggunaan senjata Amerika oleh Ukraina oleh Washington sepadan dengan risiko membuat Putin marah.

Para pejabat awalnya menolak langkah tersebut, dengan alasan kekhawatiran eskalasi dan ketidakpastian tentang bagaimana Putin akan menanggapinya. Beberapa pejabat tersebut, termasuk di Gedung Putih, Pentagon, dan Departemen Luar Negeri, khawatir akan pembalasan terhadap personel militer dan diplomatik AS serta sekutu NATO.

"Pihak lain secara khusus mengkhawatirkan eskalasi nuklir. Biden berubah pikiran karena keterlibatan Korea Utara (Korut) dalam perang sebelum pemilihan presiden AS," ungkap salah satu sumber.

Sumber intelijen mengatakan operasi pembalasan Moskow yang paling kuat dan berhasil kemungkinan akan terjadi melalui sabotase. Badan intelijen Rusia telah meluncurkan upaya internasional besar-besaran di Eropa untuk mengintimidasi negara-negara yang mendukung Ukraina.

"Meskipun Putin sering mengancam akan menggunakan senjata nuklir, Moskow tidak mungkin mengambil langkah tersebut karena senjata tersebut tidak memberikan manfaat militer yang jelas. Opsi nuklir adalah pilihan terakhir bagi Rusia dan bahwa Putin akan menggunakan cara pembalasan lainnya terlebih dahulu. Rusia telah terlibat dalam sabotase dan serangan siber.," timpal sumber lainnya.

Faktor Korut

Sebelumnya, Korut diketahui telah mengirimkan 10 ribu pasukannya untuk bertempur melawan Ukraina membela Rusia. Hal ini terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong Un menandatangani perjanjian keamanan antara kedua negara.

Kondisi ini kemudian menjadi celah bagi Washington untuk memberikan lampu hijau bagi Ukraina untuk menyerang Rusia dengan senjata ATACM buatannya. Apalagi, Moskow sedikit demi sedikit telah membuat kemajuan di medan perang.

"Rusia memperoleh keuntungan di medan perang dan pasukan Korea Utara dipandang secara internal sebagai eskalasi oleh Moskow yang mengharuskan tanggapan dari Washington," kata salah satu pejabat AS.

"Mengingat penilaian intelijen awal yang meremehkan risiko eskalasi nuklir, ketakutan nuklir dilebih-lebihkan dan keputusan untuk mengizinkan penggunaan ATACM yang lebih luas datang terlambat."


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Rusia Teken Dekrit Penggunaan Senjata Nuklir, Bisa Serang AS

Next Article Awas PD 3! AS 'Ketok' Strategi Perang Nuklir Lawan China-Rusia-Korut

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|