Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)mengusulkan ikan kemasan kaleng sebagai menu protein untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG). Usulan itu rencananya akan diajukan kepada Badan Gizi Nasional.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Budi Sulistiyo mengungkapkan, pihaknya telah menyiapkan daftar produk laut yang bisa dijadikan sebagai pilihan menu protein program MBG. Ia menyebut, salah satu produk yang bakal diusulkan oleh KKP kepada Badan Gizi Nasional adalah ikan dalam kemasan kaleng, seperti sarden, makarel, dan tuna.
"Iya (bakal diusulkan menjadi menu MBG), ikan kaleng merupakan bagian dari hasil olahan. Ini, kan, bisa menjadi bahan baku karena kalau kita lihat, ikan kaleng itu dimensinya ada yang kecil alias berukuran 200 gram, ada yang besar untuk usaha katering," kata Budi di Kantor KKP, Senin (11/11/2024).
Budi menjelaskan, ikan dalam kemasan kaleng akan disarankan untuk menjadi menu program MBG sebagai solusi bagi masyarakat di daratan yang sulit mendapatkan bahan baku ikan laut yang segar.
"Ini adalah solusi bagaimana tingkat aksesibilitas terhadap bahan baku yang akan diolah. Kalau bahan bakunya itu kita di pantai, di pesisir, itu kan dekat dengan ikan segar," jelas Budi.
"Namun ketika kita mulai ke arah daratan, tingkat rantai dinginnya belum terbangun maka ikan kaleng itu menjadi salah satu solusi," lanjutnya.
Budi mengaku bahwa anggapan masyarakat yang menilai bahwa ikan segar jauh lebih baik daripada ikan dalam kemasan kaleng tidak dapat dihindari. Maka dari itu, ia menyebut bahwa KKP akan menggencarkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait ikan dalam kemasan kaleng.
Dalam sosialisasinya, KKP akan menekankan bahwa makanan olahan, seperti ikan dalam kemasan kaleng yang sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah produk layak konsumsi. Selain itu, KKP juga akan memperluas pelatihan terkait pengolahan ikan.
"Sekarang juga kami akan perluas pelatihan ini. Selama ini mungkin hanya untuk pengolah, tapi sekarang juga yang memasak," ujar Budi.
"Kadang, kan, dia memasak macam-macam. Namun kami juga harus memberi pemahaman ke semua dapur dan segala usaha bahwa memasak ikan perlu perhatian khusus. Sebab, ikan, kan, punya sifat yang mudah rusak," sambungnya.
Budi mengungkapkan, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Badan Gizi Nasional. Ia menyebut, KKP telah menyampaikan kepada Badan Gizi Nasional bahwa produk-produk yang disarankan sudah memenuhi syarat yang berlaku di Indonesia.
"Nanti mereka akan memilih kira-kira yang akan diambil yang mana," tegas Budi.
"Pada rapat koordinasi, nanti bakal kami sampaikan. Ya (dalam waktu dekat," imbuhnya.
(dce)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Alasan KKP Dukung Susu Ikan di Program Makan Gratis Prabowo
Next Article Wamentan Tak Setuju Program MBG Pakai Susu Kedelai, Alasannya Ini