Penyebab Banjir Bekasi dan Hujan Deras Jabodetabek Menurut BRIN, BMKG

23 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Hujan deras terjadi dalam beberapa hari terakhir, imbasnya terjadi banjir di sejumlah wilayah Jabodetabek pada Selasa (4/3).

Lantas, apa penyebab hujan deras yang memicu banjir Bekas di sejumlah wilayah lain di Jabodetabek?

Pakar Klimatologi BRIN Erma Yulihastin menyebut curah hujan ekstrem pada Selasa (4/3) dini hari disebabkan penjalaran konveksi dari Lampung.

"Hujan dinihari terjadi di Jakarta, Depok, Bogor, Bekasi, yg merupakan efek penjalaran konveksi dari Lampung," ujar Erma dalam cuitan di X (dulunya Twitter), dikutip Rabu (5/3/2025).

Peningkatan hujan di Sumatra, lanjutnya, berkaitan dengan pertumbuhan bibit vorteks Samudra Hindia. Kondisi ini terus berlangsung hingga 1 Maret.

Lonjakan-lonjakan hujan tersebut menunjukkan modulasi hujan dipicu oleh penyebab sinoptik di Samudra Hindia.

Ia mengimbau agar seluruh pihak waspada selama 10 hari di bulan Ramadan terhadap banjir-banjir yang bisa terjadi imbas meluapnya DAS Ciliwung karena hujan persisten yg mengguyur di sepanjang aliran DAS, dari Bogor hingga Jakarta.

"Agar selalu siaga dengan potensi banjir besar di Jakarta," ujarnya.

Sementara itu, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), curah hujan tinggi yang terjadi selama beberapa waktu terakhir disebabkan oleh sejumlah faktor cuaca.

Hujan ekstrem

Kepala BMKG Dwikorita mengatakan, sesuai prediksi sebelumnya yang dikeluarkan 27 Februari, BMKG memprediksi akan terjadi potensi hujan lebat dan dapat berkembang ekstrem.

"Kami mendeteksi adanya gelombang atmosfer seperti Rossby Ekuatorial, kemudian juga gelombang Kelvin, kemudian terjadi low pressure area, dan pertemuan beberapa belokan dan pertemuan angin dari berbagai arah," terang Karnawati dalam unggahan di Instagram BMKG.

"Sehingga waktu itu, kami memprediksi potensi terjadi hujan lebat, sangat lebat, dapat berkembang menjadi ekstrem, terutama di sebagian besar Sumatera dan Jawa, serta Kalimantan bagian barat dan tengah, kemudian juga di Sulawesi bagian utara, Maluku utara serta kepulauan Papua yang dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi," imbuhnya.

Dwikorita kemudian membandingkan banjir yang terjadi kali ini dengan banjir yang menerjang wilayah Jakarta pada 2020. Dwikorita menyebut ada perbedaan fenomena pada dua bencana banjir tersebut.

Pada 2020, kata Dwikorita, banjir disebabkan oleh fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) dan seruakan dingin atau cold surge dari dataran tinggi Asia.

"Karena saat itu, selain MJO, juga masuknya seruakan udara dingin dari dataran tinggi Asia. Kalau kali ini memang ada pengaruh MJO, kemudian juga adanya pengaruh gelombang atmosfer, serta juga pengaruh kondisi lokal," jelasnya.

BMKG juga sudah mendeteksi kumpulan awan Cumulonimbus yang memenuhi Jawa Barat hingga Jakarta pada beberapa hari sebelumnya. Awan tersebut juga terlihat di wilayah Sumatra bagian selatan yang bergerak ke arah Jambi, Bengkulu, sampai Sumatra Barat.


(dem/dem)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Duh, Kasus Cerai Karena Judi Online Kian Meresahkan

Next Article Muncul Fenomena Ledakan Matahari-Badai Magnet, BMKG Warning RI Ini

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|