Toko Percetakan di Pasar Tebet Sepi Bak Kuburan, Pembeli Menghilang

1 month ago 16

CNBC Indonesia News Foto News

FOTO

Fery Sandi, CNBC Indonesia

11 December 2024 11:35

Tren undangan cetak kalah bersaing dengan digital di Pasar Tebet, Jakarta, Selasa (10/12/2024). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

Tren undangan pernikahan dalam bentuk cetak perlahan sudah mulai terpinggirkan oleh undangan digital. Akibatnya banyak pengrajin percetakan yang akhirnya mulai tutup secara perlahan, misalnya di Pasar Tebet Barat yang dulu menjadi referensi masyarakat dalam undangan cetak. (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

Tren undangan cetak kalah bersaing dengan digital di Pasar Tebet, Jakarta, Selasa (10/12/2024). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

Iwan yang sudah berjualan di pasar ini selama hampir 30 tahun menyatakan bahwa mulanya pasar Tebet Barat memang didominasi oleh kuliner. Namun lambat laun berkembang dengan banyaknya toko percetakan yang buka di hampir semua lantai. Namun saat ini hanya berada di basement. (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

Tren undangan cetak kalah bersaing dengan digital di Pasar Tebet, Jakarta, Selasa (10/12/2024). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

"Saya jualan dari tahun 1995, awalnya cuma ada 4 orang yang usaha undangan, lambat laun berkembang sampai semua lantai usaha ini. Tapi setelah Covid banyak yang tutup," kata pengrajin undangan Iwan kepada CNBC Indonesia, Selasa (10/12/2024). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

Tren undangan cetak kalah bersaing dengan digital di Pasar Tebet, Jakarta, Selasa (10/12/2024). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

Para pengrajin percetakan yang berada di basement Pasar Tebet Barat ini juga tidak banyak menerima orderan di tengah pekan. Pantauan CNBC Indonesia pada Selasa (10/12/2024) kebanyakan pengrajin hanya duduk di depan tokonya sambil menunggu pelanggan datang. (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

Tren undangan cetak kalah bersaing dengan digital di Pasar Tebet, Jakarta, Selasa (10/12/2024). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

Mulai menurunnya pesanan ke pengrajin di pasar ini karena sudah semakin banyaknya pengrajin di berbagai daerah, sehingga kini tidak lagi berpusat di Jakarta. Di beberapa situs e-commerce juga menunjukkan bahwa pengrajin undangan ini ada di beberapa wilayah seperti Bandung, Cirebon hingga Palembang. (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)


Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|