Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden AS terpilih Donald Trump mengindikasikan akan mengizinkan TikTok tetap beroperasi di Negara Paman Sam, setidaknya untuk beberapa saat.
Ia mengatakan telah mendapati miliaran view dari media sosial milik ByteDance asal China tersebut dalam masa kampanye Pilpres AS 2024.
Senat AS telah meloloskan aturan pada April 2024 lalu yang memaksa ByteDance untuk melakukan divestasi terhadap TikTok. Jika tidak, TikTok akan diblokir permanen secara nasional.
ByteDance dan TikTok diberikan waktu hingga 19 Januari 2025 untuk menentukan nasib aplikasi berbagi video tersebut. Sebagai informasi, Trump baru resmi dilantik menjadi Presiden AS pada 20 Januari 2025.
Belum jelas apa tindakan yang akan diambil Trump terhadap TikTok di masa kepemimpinannya. Sebab, aturan yang sudah ditetapkan oleh Senat AS tersebut seharusnya sudah inkracht.
"Menurut saya, kita harus mulai berpikir. Sebab, kita juga menggunakan TikTok dan mendapat respons hingga miliaran views [saat kampanye]," kata Trump di hadapan audiens di acara AmericaFest, yakni kumpul-kumpul tahunan yang digelar grup konservatif Turning Point.
"Mereka [TikTok] memperlihatkan ke saya grafik [kinerja kampanye di TikTok]. Itu adalah sebuah rekor. Saat saya melihatnya, saya berpikir 'mungkin kita harus mempertahankan TikTok hingga beberapa saat'," Trump menambahkan, dikutip dari Reuters, Senin (23/12/2024).
Trump bertemu dengan CEO TikTok pada awal pekan lalu. Ia lalu mengatakan ke media bahwa ia memiliki kesan yang hangat dengan TikTok. Ia juga berterima kasih karena TikTok berperan penting dalam menyukseskan kampanyenya.
Departemen Kehakiman AS (DoJ) mengatakan kontrol China terhadap TikTok memberikan ancaman bagi keamanan nasional. Namun, TikTok membantah aplikasinya terkait dengan pemerintah China.
TikTok mengatakan mesin algoritma dan data pengguna AS di simpan di server cloud yang beroperasi di negara tersebut di bawah Oracle Corp. Selain itu, keputusan moderasi konten yang berdampak pada pengguna di AS dibuat di AS.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Diminati Google-Facebook, Investasi Kabel Laut RI Kian Menarik?
Next Article TikTok dan Facebook Terancam Dijegal di Malaysia, Ini Penyebabnya