Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia membeberkan rencana kunjungannya ke China pada Jumat (8/11//2024), dalam rangka mendampingi Presiden RI Prabowo Subianto. Kunjungan tersebut bertujuan untuk memperkuat kerjasama strategis antara Indonesia dan China.
Menurut dia, agenda utama dalam kunjungan ini mencakup pembahasan berbagai proyek investasi. Beberapa diantaranya seperti di bidang hilirisasi, migas dan energi baru terbarukan.
"Besok kita di China itu kan ada beberapa investasi ya, terkait dengan hilirisasi, terkait dengan China, apa namanya perusahaan China itu? Petrochina, kemudian beberapa pembicaraan tentang energi baru terbarukan, CCS. Jadi saya akan mendampingi Bapak Presiden Prabowo besok," kata Bahlil di Gedung Kementerian ESDM, Kamis (7/11/2024) malam.
Di samping itu, Bahlil juga membeberkan potensi kerja sama di bidang gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether/DME dengan perusahaan China. Adapun proyek DME akan menjadi salah satu fokus pembicaraan dalam kunjungan tersebut.
"Salah satu di antara yang akan saya bicarakan itu, dengan beberapa perusahaan-perusahaan China. Salah satu di antaranya, tapi nanti kalau sudah ada hasil baru saya kabar," kata dia.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan saat ini pemerintah terus mencari investor yang cocok untuk merealisasikan proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME). Salah satunya dari negara China.
"Secara teknologi kan yang saya tahu adanya di Amerika Serikat, sama dulu ada di Afrika Selatan, ada tuh Sasol (pabrik konversi batu bara Afrika Selatan). Tapi sekarang China juga udah punya hal seperti itu," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, dikutip Kamis (30/11/2023).
Oleh sebab itu, Dadan menyebut saat ini Indonesia membuka kesempatan pada investor asing yang memiliki teknologi hilirisasi batu bara, untuk bisa mengembangkan program hilirisasi batu bara dalam negeri.
"Kita basisnya itu terbuka, investasi terbuka untuk siapapun yang bisa berikan manfaat lebih saja untuk negara dan itu basisnya kan business-to-business antara perusahaan nasional yang melakukan kerja sama," kata Dadan.
(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Sektor Non Manufaktur China Tumbuh Pada Bulan Oktober
Next Article Prabowo Ingin RI Swasembada Energi, Bahlil Ungkap Caranya